Tak ada yang bisa disuapkan ke mulut
Untuk melunasi keinginan perut yang keroncongan
Mengais dan menunggu pun sama saja
Hasilnya nol
Sudah mencari peluang agar benda kertas yang punya angka berpindah tangan
Sehingga kami bisa membeli sesuap nasi
Tapi miskin juga rupanya orang-orang lain
Atau mereka lebih mementingkan hal-hal lain daripada yang bisa ditawarkan
Ada yang kelihatan lebih enak di samping dan di seberang
Sedang kami menjadi orang-orang yang lapar yang sambil menunggu
Karena kami lapar, akhirnya menghalalkan segala cara
Menurunkan standar nilai-nilai luhur dalam tradisi kami
Karena kami lapar, perut kami butuh asupan
Tidak apalah, asal kami bisa makan
Menjadi budak dunia bukanlah hal yang terlalu buruk
Manusia hidup bukan hanya dari roti saja
Akh, itu ungkapan tolol
Adakah dengan meyakini itu kami bukan lagi orang-orang lapar?
Entahlah, tapi yang lain meyakini “Bertobatlah, sebab harinya sudah dekat”.
Medan 2017
Oleh : Mantily H
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H