SLOGAN atau simbol "Cianjur Jago", baik yang berupa spanduk, baligo, maupun stiker yang menempel di sejumlah kendaraan dinas milik Pemkab Cianjur, mulai raib. Sehingga lenyap dari pandangan mata, kecuali yang menempel pada baju dinas para pegawai, nampaknya masih ada.
Raibnya simbol-simbol "Cianjur Jago", yaitu pasca Bupati Cianjur, Irvan Rivano Muchtar alias IRM atau Kakang -- begitu dipanggil oleh kroni-kroninya - yang terjerat operasi tangkap tangan [OTT] oleh Komisi Pemberantasan Korupsi [KPK] Rabu, [12/12]. Kakang diduga melakukan pemangkasan dana alokasi khusus [DAK] SMP tahun anggaran 2018 sebesar 14, 5 persen dengan barang bukti uang Rp.1, 5 miliar.
Pelbagai kalangan masyarakat Cianjur, mengharapkan simbol "Cianjur Sugih Mukti" dihidupkan kembali atau digelorakan kembali. Sebab "Cianjur Sugih Mukti", sudah jelas ada peraturan daerah [perda]-nya, sedangkan "Cianjur Jago" tidak jelas aspek legalitasnya.
Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman, mengemukakan kepada wartawan, dan mengaku banyak mendapat saran dan masukan hasil rembug bersama masyarakat. Rencananya, menghilangkan slogan dan logo tersebut. Namun dia meminta keputusan itu tidak lantas dikaitkan dengan peristiwa yang terjadi.
Mantan Direktur PDAM Tirta Mukti itu, menyatakan, ini merupakan jawaban, branding-branding Jago keinginan di masyarakat mungkin ke depan akan kembali mengedepankan istilah Cianjur Sugih Mukti. Branding (menggunakan kata: Jago) tidak dimunculkan.
Menurutnya, istilah 'Cianjur Jago' muncul atas kebijakan Bupati Irvan Rivano Muchtar. Saat itu Irvan membandingkan dengan istilah 'Bandung Juara' dan 'Jabar Kahiji', "Nah beliau (Irvan) berpendapat Cianjur juga perlu ada jargon. Cianjur itu kan punya ayam pelung terbaik, sehingga istilah ayam jantan disebut jago sehingga muncul istilah 'Cianjur Jago'," ujarnya.
Cianjur Sugih Mukti sebagai lambang kesejahteraan Kabupaten Cianjur dan sudah terangkum dalam peraturan daerah, berbeda dengan "Cianjur Jago" yang hanya sebatas slogan,"Selama ini istilah Sugih Mukti tetap ada, lambang Cianjur yang sudah di Perda-kan," kata Herman.
Catatan penulis, sekedar melawan lupa, simbol "Cianjur Jago" pun, awal-awal kelahirannya banyak dipertanyakan dan dikritisi berbagai pihak.Simbol atau cap "Cianjur Jago" cukup marak seperti terpasang, terpampang atau tertera dimana-mana, stiker menghiasi pintu mobil dinas, spanduk/baliho/poster, kaos, baju, dan sepatu. Bahkan trotoar diberi cap "Cianjur Jago", dan lahirnya simbol "Cianjur Jago" diwarnai pula lahirnya lagu "Cianjur Jago".
Ingat kata "Jago", tentu saja akan ingat kepada ayam, yaitu ayam jago. Dalam Kamus Basa Sunda -- Indonesia, Indonesia -- Sunda, Sunda -- Sunda, karya Drs. Budi Rahayu Tamsyah, SPk. Jago, 1, jalu atawa jaluna (jago), 2, calon anu rek milih lurah, 3, nu unggul dina kaulinan, olahraga jst. Jago, harti injeuman jalma nu resep gelut, nu geus kasohor, nu bisa maenpo.Ya, jago gelut (gulat), jago maenpo, dan lainnya. Ngajago : boga kalakuan atawa nyeta-nyeta kawas jago.Jago harti injeuman (arti pinjaman).
Simbol " Cianjur Jago" pada basa Sunda atau dengan bahasa Indonesia, sangat mudah atau sangat akrab dipelesetkan, misalnya jago janji, jago inkar janji, jago hoax, jago korupsi, jago dan jago lainnya, baik yang bersifat positif maupun negatif. Artinya tergantung dari mana menilai, tergantung dari mana memaknai ketika mempelesetkan simbol "Cianjur Jago" tersebut.
Istilah atau simbol "Cianjur Jago", bisa mengandung arti atau terkesan sombong, ujub, riya, takabur atau kesombongan diri atau arogansi. Padahal masyarakat Cianjur, dikenal dan terkenal sangat ramah tamah, someah hade kasemah.
Dilain pihak, tiga pilar budaya yang sudah menjadi nilai nilai tradisi dan telah membudaya dalam kehidupan masyarakat Cianjur sejak dahulu, yakni Ngaos, Mamaos dan Maenpo, semenjak IRM dilantik menjadi Bupati Cianjur, muncul kebijakan baru. Tiga pilar budaya rakyat Cianjur ini, ditambah empat lagi, menjadi tujuh Pilar. Keempat pilar tambahan tersebut, masing-masing: Someah, Tanghinas, Sauyunan dan Tatanen.
Â
Someah mengartikan, bahwa rakyat Cianjur dikenal memiliki sifat yang sopan, santun, hade ka semah. Bahkan dalam bertutur kata pun, Cianjur dikenal memiliki logat (lentong) dengan bahasa Sunda yang halus dan (lemes).Someah juga disimbolkan ibarat perilaku seorang lengser.
Simbol "Cianjur Jago" yang terkesan mengandung arti sombong, riya, ujub, takabur, tentu saja bertentangan atau tojaiyah dengan satu pilar Someah (dari empat pilar yang ingin ditambahkan menjadi tujuh pilar budaya Cianjur).Someah sangat tojaiyah dengan kata "Cianjur Jago" itu sendiri.
 Tetapi tak apalah, sekarang simbol "Cianjur Jago" boleh jadi telah berakhir, seiring dengan putusnya kekuasaan dinasti yang lenyap ditelan euporia OTT KPK. Begitu, barangkali !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H