Pola perkawinan yang dipraktikkan umumnya dilakukan dengan orang-orang terdekatnya.Â
Jika pun ada orang lain dari Desa lain ingin menikahi dengan wanita di Desa Sasak, maka pemberiannya umumnya dilakukan dengan menyerahkan satu ekor atau dua ekor lembu. Kehidupan masyarakat sangat harmonis, keberadaan rumahnya saling berdekatan.Â
Umumnya mereka bekerja sebagai penjahit tenun rumahnya. Masing-masing rumah menjahit tenun dan menjual kepada para pelancong yang mengunjunginya.Â
Selain kain tenun, juga ada yang menjual peci, gelang, kopi sasak dan kalung. Alhamdulillah berdasarkan observasi yang kami saksikan langsung, semua rumah dikunjungi para pembeli.Â
Para pembeli didampingi oleh seorang Guide yang juga merupakan warga asli di Desa Sade sehingga sangat mudah menjelaskan keberadaan masyarakat Sade sekaligus budaya yang ada di Desa Sade.
Meskipun berjualan secara berdampingan, tidak ada yang merasa saling tersaingi. Para penjual saling membantu menjual barang dagangannya.Â
Jika tidak barang di rumahnya, akan mencarinya di rumah sebelah untuk memenuhi keperluan para wisatawan. Sungguh kehidupan yang sangat menarik perhatian.Â
Ada satu lagi hal yang unik yang dilakukan oleh masyarakat Suku Sasak di Desa Sade ini yaitu mengepel rumah dengan kotoran kerbau. Menurut mereka dengan menggunakan kotoran lembu dapat membuat rumah semakin awet.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H