Mohon tunggu...
Mansar Hugo
Mansar Hugo Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Misteri Munir, Kejahatan Biasa atau Luar Biasa?

2 Desember 2018   17:40 Diperbarui: 2 Desember 2018   17:45 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Oleh: Hugo Warami *)

Kejahatan sering diidentikkan dengan kekuasaan sebagai suatu kesempatan yang ada pada seseorang atau kelompok untuk melaksanakan kemauannya sendiri dalam suatu tindakan tertentu, meskipun mendapat tantangan dari oleh lain yang terlibat dalam tindakan tersebut. Kejahatan biasa atau luar biasa ini dapat dihubungkan dengan motif kehormatan, politik, ekonomi, HAM dan atau apa saja yang merupakan sumber dari kekuasaan bagi seseorang.

 Misteri hilangnya tokoh atau aktivis "KontraS" yang sangat kental mengkampanyekan berbagai persoalan di Nusantara, yakni dari Aceh  hingga Papua, menjadi renungan kita bersama dan menjadi tanda-tanya besar, Ada apa dengan Bung Munir? Bagaimana dengan Bung Munir? Siapa Bung Munir? Mau apa dengan Bung Munir? Kapan target Bung Munir? Dan dimana Bung Munir berakhir?

Ketika gaung meninggalnya Bung Munir menggema di seantero Nusantara, mungkin banyak yang tidak percaya, dan tidak percaya, tetapi berusaha untuk meyakinkan diri untuk percaya. Maksud hati memeluk gunung, tapi apa daya tangan tak sampai. Bagi mereka yang berseberangan dan melakukan perencanaan kejahatan kelas kakap ini merasa sukses atas skenario yang dijalankan. Tetapi, Ingat Tuhan itu tidak pernah buta dan tinggal diam. Tuhan pasti menunjukkan siap sang eksekutor berdarah dingin yang menewaskan Bung Munir lewat berbagai cara (mungkin berdasarkan hasil otopsi, investigasi, penyidikan saksi, petugas Garuda dan Bandara, dll)

Kejahatan ini dapat kita pandang sebagai kejahatan yang disengaja atau tidak disengaja, dan kejahatan yang tampak atau tersembunyi. Kejahatan yang disengaja atau tidak disengaja lebih menitikberatkan pada akibat atau dampak dari meniggalnya Bung Munir. Dan dari sudut kemanusiaan yang menyebabkan jatuhnya korban itu, entah sengaja atau tidak, "kejahatan tetap kejahatan". 

Motif kejahatan  yang tampak atau tersembunyi ini dapat diasumsikan, yaitu cara-cara yang digunakan (menggunakan badan individu manusia sebagai sasaran), bentuk organisasi (individu, kelompok, dll) dan manusia/kelompok  itu sendiri sebagai sasaran akhir. Misalnya saja, ketika Bung Munir selamat dari jeratan motiv kejahatan ini, maka target ke berikutnya adalah organisasi dibawah kendali Bung Munir, dan ketika tidak berhasil lagi, maka target terakhir semua manusia yang berada dibawah teropong Bung Munir ikut terjaring.

 Kejahatan terhadap Bung Munir merupakan tingkah laku dari orang yang tersisihkan, penuh ketakuatan dan tidak mampu membentuk suatu hubungan kemanusiaan yang kongkrit. Tingkah laku ini merupakan sesuatu yang sudah terbiasa dengan kekerasan, bersama dengan sifatnya yang sementara, kemungkinan akan pemujaan palsu, ekspektasi terbatas terhadap suatu tanggung jawab yang terencana dan terstruktur. 

Tindakan ilegal ini memang tidak pernah memandang apakah tindakan itu menghilangkan nyawa orang, melukai hati dan perasaan orang, hancurnya sebuah organisasi, hilangnya sebuah nakodah organisasi, mandeknya organisasi, dan lain sebagainya. Apakah ini tumbal atas sebuah perjuangan Ideologi? Ataukah Bung Munir meninggal akibat motif jabatan, politik, uang, dan wanita?.

Mengharap sesuatu yang tak pasti, itu sudah menjadi biasa, tetapi mengharapkan agar terungkapnya misteri kematian Bung Munir ini adalah sesuatu yang luar biasa. Mudah-mudahan data pertama yang digali oleh tim forensik dari Belanda menyangkut dengan diketahuinya jenis kandungan arsenik yang mematikan dalam sesaat itu bersumber dari analisis laboratotium saat diotopsi, sisa makanan dan minuman atau yang lainnya menjadi acauan pertama dalam pengembangan investigasi lanjutan. Meskipun dipastikan data forensik Belanda sangat akurat dan terpercaya, tetapi bagi seorang Indonesia masih belum percaya, dan harus mengadakan otopsi ulang. Apakah ini hanya sekedar sandiwara untuk mengelabuih keluarga Bung Munir?

Menelusuri kronologi misterinya Bung Munir, banyak hal yang aneh dan membingungkan. Tetapi untuk mendukung bukti-bukti lain, diperlukan semacam investigasi yang berkelanjutan. Investigasi itu harus menjaring informasi mulai saat terakhir siapa-siapa yang bersama dengan Bung Munir selain istri dan anak-anaknya di perjalanan menuju Bandara dan sebelum naik pesawat Garuda. 

Jika di Bandara Sukarno Hatta sempat mampir di restoran atau caf bandara, maka harus diselidiki. Kemudian dilanjutkan dengan siapa penumpang yang disamping kiri dan kanan, petugas atau pramugari yang melayani makan dan minum hingga pilot yang menerbangkan pesawat Garuda tersebut. Dan siapa-siapa saja yang bersama dengan Bung Munir saat di Bandara Singapura dan menuju Amsterdam (negeri kincir angin).

Andaikan Bung Munir, bisa berkata sepata kata di dalam pembaringannya, maka dia akan mengatakan:

"Wahai, saudaraku! Memang sudah lama saya merenung dan memastikan bahwa engkau pasti suatu saat akan membohongiku, dan menjadi musuhku..... ! Engkau akan terlibat dalam skandal besar dalam proses penghilangan nyawa saya. Saya sadari itu, bahwa dengan kevokalan dan keberaniaan mengungkap setiap peristiwa misteri di nusantara ini, maka saya juga harus siap untuk menjadi target misterimu. Saya tahu engkau pasti berdalil kepada semua orang termasuk istri, teman/sahabat dan keluarga bahwa mayatku akan menjadi misteri dengan argumenmu, yakni: saya meninggal merupakan kematian biasa akibat sakit jantung, masuk angin, atau karena memang engkau mau membunuh lewat racun arsenik dalam jumlah yang mematikan. Engkau tahukah..... bahwa mayat ini merupakan gambaran dari suatu tindakan kejahatan luar biasa yang direncanakan, bukan? Perbuatan dari tindakan kekerasan yang terselubung". 

Refleksi kilas di atas, menggugah kita semua termasuk pihak penyidik, penegak hak asasi manusia, dan semua komponen yang terkait untuk saling terbuka dan saling menerima dalam mengungkap misteri Bung Munir. Suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, diminta atau tidak diminta, semua mempunyai kewajiban untuk mengungkap misteri ini agar dunia juga tahu bahwa benar-benar demokrasi ditegakkan. Jika tidak terungkap secepatnya, maka akan ada lagi target berikutnya. Setelah Bung Munir, Siapa lagi..........?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun