1. Membiarkan Ruang Bernafas
Desain wabi-sabi mengedepankan kesederhanaan dan kebersihan. Menghindari kelebihan furnitur atau dekorasi memungkinkan setiap elemen untuk "bernafas" dan bercerita. Ruang yang tidak terisi penuh memberikan kesempatan bagi kita untuk merenung dan mengapresiasi keindahan dalam kesederhanaan.
2. Merayakan Proses
Wabi-sabi juga mengajarkan kita untuk merayakan proses, bukan hanya hasil akhir. Misalnya, saat mengecat dinding atau merakit perabot, ada keindahan dalam ketidakpastian dan perjalanan yang dilalui. Memperlihatkan perubahan ini dalam desain interior memberikan kedalaman dan makna pada ruang.
3. Menghadapi Usia dengan Bangga
Alih-alih mencoba menutupi tanda-tanda usia pada furnitur atau dinding, wabi-sabi mendorong kita untuk merayakannya. Noda, goresan, dan bekas waktu dapat memberikan karakter dan cerita kepada sebuah elemen desain. Dengan bangga menampilkan barang-barang yang telah "berusia," kita menghargai perjalanan dan pengalaman yang telah dilalui.
Kesimpulan
Desain wabi-sabi menawarkan pendekatan yang mendalam dan bermakna terhadap penciptaan ruang. Dengan menghargai cerita di balik setiap elemen, kita tidak hanya menciptakan ruang yang indah, tetapi juga ruang yang berbicara kepada kita dan mengingatkan kita pada perjalanan hidup kita. Dalam dunia yang sering kali terfokus pada kesempurnaan, mari kita merayakan ketidaksempurnaan dan menemukan keindahan dalam setiap cerita yang ada. Dengan demikian, desain interior tidak hanya menjadi soal estetika, tetapi juga menjadi ungkapan hati dan jiwa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H