Mohon tunggu...
dindin maeludin
dindin maeludin Mohon Tunggu... Lainnya - ASN di Badan Pusat Statistik

Pituin dari Desa Lumbungsari dan masih aktif sebagai ASN di BPS Kabupaten Ciamis.. ..belajar untuk mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan Karakter, Kunci Sukses Mewujudkan Generasi Emas 2045

3 Januari 2024   12:40 Diperbarui: 3 Januari 2024   12:44 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan merupakan salah satu indikator utama dalam suatu negara untuk menciptakan sumber daya manusia yang cerdas, berkarakter serta berkualitas. Dengan pendidikan seseorang bisa mendapatkan ilmu pengetahuan, keterampilan dan nilai perilaku sebagai penunjang keberlangsungan hidupnya.

Sehingga bisa dikatakan pendidikan sangat memiliki hubungan erat dengan pembangunan nasional. Bahkan dalam pandangan islam, pendidikan itu sangat penting adanya. Karena dengan menjalani sebuah proses pendidikan itulah seseorang bisa mendapatkan ilmu pengetahuan yang dapat menunjang taraf hidup dan posisinya di hadapan Allah SWT dan manusia lainnya.

Menurut pendapat Imam Al Ghazali, pengertian pendidikan adalah proses memanusiakan manusia sejak masa kejadiannya sampai akhir hayat melalui berbagai ilmu pengetahuan. Yang mana bentuk proses pengajaran dilakukan secara bertahap dan menjadi tanggung jawab orang tua dan masyarakat, menuju pendekatan diri kepada Allah sehingga menjadi manusia sempurna (insan kamil).

Mewujudkan Generasi Emas 2045

Kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun 2045 merupakan momentum lahirnya konsep Generasi Emas 2045, dimana gagasan ini memiliki tujuan untuk membawa Indonesia menjadi negara maju dan mampu berdaya saing dengan negara lain di dunia.

Salah satu indikator mewujudkan Generasi Emas 2045 adalah adanya Bonus Demografi yang akan dialami oleh Indonesia.

"Bonus demografi yang akan mencapai puncak di Tahun 2030-an adalah peluang besar kita untuk meraih Indonesia Emas 2045, 68% adalah penduduk usia produktif. Di sinilah kunci peningkatan produktivitas nasional kita," kata Jokowi dalam pidato kenegaraan di Sidang Tahunan MPR di Jakarta, Rabu (15/8/2023).

Rilis data hasil Sensus Penduduk Tahun 2020 menunjukan persentase penduduk usia produktif (15--64 tahun) terus meningkat sejak 1971. Pada 1971 proporsi penduduk usia produktif adalah sebesar 53,39 persen dari total populasi dan meningkat menjadi 70,72 persen di 2020. Perbedaan antara persentase penduduk usia produktif dan nonproduktif (0--14 tahun dan 65 tahun ke atas) terlihat lebih tajam di 2020. Persentase penduduk usia produktif yang lebih besar dibandingkan penduduk usia nonproduktif tersebut menunjukkan bahwa Indonesia masih berada pada era bonus demografi.

Melihat pentingnya dampak positif dari adanya bonus demografi perlu dilakukan langkah-langkah konkret yang perlu diambil guna mewujudkan Generasi Emas 2045. Salah satunya melalui pendidikan yang berkualitas, disini pendidikan harus berfokus pada pengembangan kecerdasan yang menyeluruh dengan mencakup aspek produktivitas, inovasi, kemampuan berinteraksi dengan masyarakat serta dengan pembentukan karakter yang kuat.

Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) pada Maret 2023 menunjukan, tingkat pendidikan mayoritas penduduk Indonesia berusia 15 tahun ke atas telah mencapai wajib belajar 9 tahun atau tamatan SMP/sederajat ke atas. Tamatan pendidikan terbanyak berasal dari SMA/sederajat dengan persentase 30,22% pada Maret 2023. Kedua terbanyak adalah lulusan SD/sederajat, dengan capaian 24,62%. Disusul oleh jenjang sekolah SMP/sederajat sebanyak 22,74%. Sementara perguruan tinggi proporsinya hanya 10,15% pada Maret 2023.

Pendidikan Karakter

Pendidikan tidak hanya berfokus pada ilmu pengetahuan, tetapi berbasis pada pengembangan diri, sikap dan perilaku yang baik hingga dapat menjalankan kehidupan dengan intelektual dan karakter yang diperoleh dari pengalaman belajar.

Proses pendidikan karakter harus ditanamkan dan dilakukan sejak dini. Nilai-nilai karakter ditanamkan kepada generasi emas dengan pemberian dan penguatan yang dilakukan secara berulang, karena karakter seseorang akan tumbuh melalui proses pembiasaan yang dilakukan.

Dengan adanya pendidikan karakter diharapkan dapat memiliki pola pikir dan tingkah laku berlandaskan moral yang kokoh, kecerdasan yang tinggi, dan sikap kompetitif untuk visi yang cemerlang di masa depan.

Pendidikan karakter perlu juga dibangun dalam mewujudkan generasi emas 2045, mereka yang memiliki karakter dan integritas yang baik sebagi bangsa Indonesia dan berkompeten di bidangnya, mereka yang mudah beradaptasi dengan perubahan-perubahan serta mampu menggunakan kemajuan teknologi digital.

Dengan adanya penguatan pendidikan karakter diharapkan menjadi fondasi dan ruh utama pendidikan serta diharapkan mampu membangun manusia yang berkarakter dalam berpikir dan terampil.

Pembangunan Genenasi Emas 2045 bulan sekedar wacana, melainkan komitmen kita bersama untuk mengukir prestasi bangsa Indonesia. Melalui pendidikan yang komprehensif dan penguatan karakter, Indonesia dapat bergerak maju menuju masa depan yang lebih baik dan berdaya saing di dunia internasional.

Generasi emas menjadi generasi yang harus terus diarahkan dan diberikan bimbingan agar dapat menjadi manusia yang unggul dan sebagai agent of change bagi bangsa Indonesia.***

sudah ditayangkan di media online (kumparan.com), Rabu, 3 Januari 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun