Buruh melakukan perjuangan ini melalui dialog langsung dengan pengusaha dan pemerintah, serta dengan aksi turun ke jalan. Meskipun aksi demonstrasi berisiko, cara ini dianggap masih efektif untuk mengekspresikan tuntutan mereka. Namun, aksi buruh sering kali dikendalikan oleh pemerintah yang lebih mendukung pengusaha. Tuntutan untuk kenaikan upah sering kali ditolak, dan keputusan tetap tidak berubah, karena buruh belum menjadi mayoritas dan belum melakukan revolusi untuk mengambil alih kekuasaan. Dengan demikian, buruh di Indonesia masih harus terus berjuang demi kesejahteraan dan kesetaraan mereka
Dalam pandangan Karl Marx, masalah upah yang layak dan kesejahteraan buruh di Indonesia mencerminkan dinamika eksploitasi dalam sistem kapitalis. Untuk mewujudkan kesejahteraan yang lebih baik, sangat penting bagi buruh untuk meningkatkan kesadaran kelas mereka dan bersatu dalam memperjuangkan hak-hak mereka. Untuk mewujudkan kesejahteraan yang lebih baik, diperlukan kebijakan yang lebih berpihak kepada buruh, serta dukungan dari semua pihak untuk memperjuangkan hak-hak mereka. Upah layak bukan sekedar wacana, tetapi merupakan hak dasar yang harus dipenuhi untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera. Implementasi jaminan sosial yang menyeluruh bagi seluruh rakyat Indonesia juga belum dilaksanakan secara merata dan adil. Oleh karena itu, upah layak yang berlandaskan prinsip pemenuhan Hak Asasi Manusia harus terus diperjuangkan oleh pemerintah.
Referensi
Syafitri, R. (2019). Gerakan Buruh Di Indonesia Dalam Analisis Teori Perjuangan Kelas Karl Mark. Jurnal Masyarakat Maritim, 3(2), 36-49.
Rahmawati, R. (2023). DILEMA UPAH BURUH DAN LAPANGAN KERJA BARU. Jurnal Ilmiah Administrasi Dan Sosial, 18(1), 21-30.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H