Mohon tunggu...
Game Changer
Cerita Pemilih
Analisis Sosok
Fiksiana
Cerbung Cerpen Horor Puisi Roman
Halo Lokal
Bandung Joglosemar Makassar Medan Palembang Surabaya
Humaniora
Bahasa Filsafat Pendidikan Seni Sosbud
Inovasi
Gadget Nature Otomotif
Lyfe
Beauty Book Diary Film Games Healthy Hobby Home Humor Love Music Parenting Worklife
Money
Entrepreneur Financial
New World
Artificial intelligence Cryptocurrency Metaverse NFT
Olahraga
Atletik Balap Bola Raket
Ruang Kelas
Ilmu Alam & Tekno Ilmu Sosbud
Travel Story
Foodie Trip
Video
Vox Pop
Hukum Kebijakan Politik
Lagi Rame!
Oktober: Bulannya para Penyayang Hewan
Kompasiana dan Puncak Pencapaian dalam Dunia Kepenulisan
Menganalisis Makin Maraknya Paslon Tunggal dalam Pilkada 2024
Mengapa Budaya Kekerasan di Sekolah Sulit Dihilangkan?
Menuju Indonesia Emas atau Indonesia Cemas?
Menunggu Concerto Grosso "Indonesia United" Vs Bahrain
Kamu pasti suka!
Manik Sukoco
Manik Sukoco Mohon Tunggu... Akademisi -

Proud to be Indonesian.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dugaan Pelanggaran HAM di Galuh Rehabilitation Center

7 Februari 2017   17:47 Diperbarui: 17 Februari 2017   19:23 3343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Untuk membatasi gerak, beberapa pasien ini harus diborgol oleh pihak pengelola (Sumber: Andrea Star Reese, Human Rights Watch).
Untuk membatasi gerak, beberapa pasien ini harus diborgol oleh pihak pengelola (Sumber: Andrea Star Reese, Human Rights Watch).
Untuk membatasi gerak, beberapa pasien ini harus diborgol oleh pihak pengelola (Sumber: Andrea Star Reese, Human Rights Watch).
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik
Laki-laki ini dikunci dalam ruangan berisi puluhan pasien yang mengidap sakit jiwa di Galuh Rehabilitation Center (Sumber: Andrea Star Reese, Human Rights Watch).
Beberapa pasien mengalami luka-luka karena pemborgolan. Menurut pihak pengelola, hal ini terpaksa mereka lakukan karena jumlah tenaga medis tidak sebanding dengan jumlah pasien sakit jiwa (Sumber: Andrea Star Reese, Human Rights Watch).

Sejak dipublikasikan oleh Human Rights Watch, dunia mendengar dan menyaksikan cerita ini melalui foto-foto atau video. Mereka prihatin, mereka peduli, mereka menunggu, dan mereka ingin membantu. 

Indonesia butuh berbenah untuk menjadi lebih baik. Dan saya yakin, akan selalu ada jalan untuk mencapai sebuah kemajuan, jika kita mau berusaha.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  2. 1
  3. 2
  4. 3
LIHAT SEMUA
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
TAG

galuhrehabilitationcenter

galuhfoundation

bekasi

humanrightswatch

rumahsakitjiwa

obat

dokter

perawat

perlindunganhukum

hakkonstitusional

humaniora

opinims
Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Batalkan Laporkan
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Akun Terverifikasi
Diberikan kepada Kompasianer aktif dan konsisten dalam membuat konten dan berinteraksi secara positif.
Pelajari selanjutnya.