Mohon tunggu...
Manika Ananda Hindu Widnyana
Manika Ananda Hindu Widnyana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia Universitas Pendidikan Ganesha

Bank Indonesia’s Scholarship Awardee, Music Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Buat Biosolar dari Minyak Bekas, Memang Bisa?

9 Juli 2022   22:51 Diperbarui: 9 Juli 2022   23:08 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Salah satu hal yang tidak luput dalam kehidupan kita sehari-hari adalah bahan bakar. Bahan bakar merupakan suatu materi apapun yang dapat diubah menjadi energi. Bahan bakar ada banyak jenisnya, ada yang cair, padat maupun gas. Suatu bahan bakar dapat digunakan untuk transportasi, industri, dan masih banyak lagi. Dalam transportasi saja kita dapat menjumpai berbagai macam bahan bakar seperti yang biasa kita lihat di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

Beberapa bahan bakar yang ada di SPBU umumnya adalah bahan bakar minyak dan gas yang mana terdiri dari pertalite, premium, pertamax, pertamax turbo, solar, dex, dextalite, hingga LPG. Seorang pemilik kendaraan wajib mengetahui mengenai bahan bakar apa sih yang cocok dengan mesin kendaraan yang digunakan. Pasalnya banyak sekali para pemilik kendaraan tidak mengetahui bahan bakar apa yang cocok untuk dipakai pada kendaraannya. 

Mengapa sih kita penting untuk bisa memilih bahan bakar yang tepat untuk kendaraan? Hal ini disebabkan karena memilih bahan bakar yang tepat dapat menjaga kesehatan mesin kendaraan kita. Lalu bagaimana cara kita untuk mengetahui bahan bakar yang tepat untuk kendaraan kita? 

Nah, untuk itu para pemilik kendaraan wajib untuk menggunakan bahan bakar dengan nilai oktan atau setana yang bersesuaian dengan rasio kompresi mesin kendaraan kalian sehingga nantinya kendaraan menjadi awet. Nilai oktan merupakan suatu nilai atau harga yang menunjukkan besarnya suatu tekanan yang dapat diberikan sebelum mesin terbakar secara spontan. 

Nilai oktan ini mampu menunjukkan kemampuan bahan bakar terhadap terjadinya sensasi menggelitik (knocking) pada mesin kendaraan yang mana apabila semakin tinggi nilai atau harga oktan maka pembakarannya akan semakin sempurna sehingga sensasi menggelitik (knocking) ini akan semakin minim yang akan membuat mesin akan tampil optimal dan semakin awet. 

Semakin besar harga atau nilai oktan maka akan semakin besar pula tekanan yang dibutuhkan agar Bahan Bakar Minyak (BBM) bisa terbakar pada suatu mesin kendaraan. 

Nilai oktan merupakan nilai standar untuk bahan bakar bensin sedangkan nilai setana merupakan nilai standar untuk bahan bakar diesel. Nilai setana digunakan untuk mengklasifikasikan semua bahan bakar bermesin diesel karena kemampuannya dalam pembakaran. Nilai atau harga setana merupakan nilai pengapian dari sebuah bahan bakar bermesin diesel yang merepresentasikan presentasi dari volume setana dalam campuran metilnaptalena. 

Semakin tinggi nilai atau harga setana maka semakin cepat mesin menyala dan menghasilkan tenaga yang besar yang mana untuk menghasilkan tenaga yang besar mesin diesel membutuhkan reaksi cepat pembakaran untuk membuatnya bekerja sesuai dengan prinsip dasar kerja mesin diesel.

Kedua nilai tersebut sama-sama merupakan suatu ukuran yang digunakan untuk bahan bakar mesin yang memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Selain perbedaan diatas, perbedaan lainnya dan utama pada nilai oktan dan setana terletak pada kemampuannya untuk melakukan pembakaran pada mesin kendaraan. 

Nilai oktan digunakan untuk mengukur emampuan untuk menahan proses pembakaran yang lebih cepar dari timing (waktu) loncatan api busi atau biasa disebut dengan pre-ignition dari bahan bakar. Semakin tinggi angkanya maka semakin delay atau terlambat pembakarannya supaya tidak menghasilkan residu yang dapat merusak serta mengganggu atau menghambat kerja mesin.

Sedangkan nilai setana digunakan untuk mengukur suatu keterlambatan pembakaran bahan bakar yang ada di mesin diesel. Apabila nilainya semakin besar, maka semakin cepat pembakarannya begitu pula sebaliknnya. Nilai setana yang tinggi pada bahan bakar sangat ideal untuk digunakan pada mesin kendaraan besar dan mesin industri.

Salah satu kendaraan yang memiliki bahan bakar khusus adalah kendaraan dengan mesin diesel. Mesin diesel pada umumnya terdapat pada kendaraan angkutan seperti truk, bus, dan mobil lapangan lainnya. Mesin diesel merupakan mesin yang menggunakan panas kompresi untuk membakar bahan bakar yang telah diinjeksikan ke dalam ruang bakar oleh karena itu mesin diesel tidak menggunakan busi. 

Cara penyalaan bahan bakar mesin diesel dilakukan dengan menyemprotkan bahan bakar ke dalam udara yang bertekanan dan bertemperatur tinggi. 

Mesin diesel terkenal dengan torsinya yang besar dan kehematan bahan bakarnya yang lebih baik daripada mesin bensin. Mesin diesel memiliki efisiensi termal yang baik karena memiliki rasio kompresi yang sangat tinggi. Prinsip kerja dari mesin diesel ini berbeda dengan cara kerja mesin bensin yang mana seperti yang telah dijelaskan tadi bahwa mesin diesel tidak memakai busi untuk memanti api di ruang bakar. 

Cara kerjanya adalah dengan cara mengubah energi kimia menjadi energi mekanis yang mana energi kimia ini didapatkan dari proses reaksi kimia (pembakaran) dari bahan bakarnya dan oksidiser (udara) di dalam ruang bakar (silinder).

Nah, pasti kalian sudah tidak asing kan dengan bahan bakar yang digunakan pada kendaraan bermesin diesel? 

Benar sekali, salah satu bahan bakar dari mesin diesel adalah solar dimana solar merupakan bahan bakar diesel yang dibentuk dari minyak fosil atau memanfaatkan fraksi minyak bumi yang dilakukan dengan cara memisahkan minyak mentah dari fraksi-fraksinya pada proses pemisahan dengan rangkaian alat destilasi sehingga menghasilkan fraksi solar yang memiliki sifat fisis yaitu titik didihnya yang bernilai 250oC -- 300oC. 

Solar ini merupakan bahan bakar diesel berbentuk cair yang mudah terbakar yang mana memeroleh solar ini adalah dari fraksi minyak bumi mentah yang tidak mudah menguap dibandingkan dengan fraksi yang digunakan dalam bensin.  Dikarenakan solar merupakan hasil dari minyak bumi, maka solar memiliki kandungan jenis hidrokarbon jenuh sebanyak 75% tertama paraffin termasuk n-parafin, isoparafin dan siklo parafin. 

Selain itu, solar juga mengandung hidrokarbon aromaik sebanyak 25% termasuk naftalena dan alkilbenzena. Bahan bakar diesel umumnya memiliki rumus kimia rata-rata yaitu sebesar C12H23, berkisar dari C10H20 hingga C15H28. Selain sifat fisisnya tadi, bahan bakar solar juga memiliki sifat bahan bakar lainnya yaitu kualitas penyalaan (berbuhubungan dengan keterlambatan penyalaan), 

volatilitas (factor penting untuk memeroleh pembakaran yang memuaskan), titik kabut dan titik tuang serta viskositasnya. Kita ketahui bahwa banyak sekali kendaraan lapangan bermesin diesel yang membutuhkan bahan bakar solar yang membuat terjadinya kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar. 

Menurut Direktur Utama (Dirut) PT. Pertamina (Persero) ada beberapa factor yang menyebabkan kelangkaan solar ini salah satunya adalah kuota solar subsidi yang lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya. 

Hal ini sesuai dengan PP (Peraturan Presiden) Nomor 191 Tahun 2014 tentang ketentuan terkait transportasi yang bisa dan tidak bisa menggunakan solar subsidi yang mana mobil pengangkut hasil tambang dan perkebunan dengan roda lebih dari 6 tidak dapat menggunakan solar subsidi. 

Namun jangan khawatir, ada alternatif lain dari solar yaitu biosolar. Berbeda dengan solar yang terbuat dari minyak bumi (hasil fosil), biosolar atau biasa dikenal dengan biodiesel ini berasal dari nabati yang mana jenis bahan bakar alternatif ini terbuat dari berbagai jenis biji-bijian.

Ternyata, biosolar atau biodiesel ini dapat dibuat dari bahan yang biasa kita temui di dapur yaitu minyak jelantah (minyak bekas hasil penggorengan). Pembuatan biodiesel dari minyak jelantah ini ada dua tahap yaitu proses esterifikasi (reaksi reversible yang relative lambat yang mana untuk mempercepat jalannya suatu reaksi dan meningkatkan hasil, 

proses ini dilakukan dengan pengadukkan yang baik serta katalis ditambahkan untuk menurunkan energi aktivasi sehingga reaksi bergeser ke arah kanan atau ke arah produk) dan juga transesterifikasi (penggantian gugus alkohol dari ester denngan alkohol lain dalam suatu proses yang mirip hidrolisis dengan katalis umumnya yaitu KOH atau NaOH). 

Bahan yang kalian butuhkan hanya 3 yaitu minyak jelantah, NaOH sebagai katalis dan Mehanol sebagai alkohol. Bagaimana Langkah-langkahnya? Yuk simak dengan baik!

  • Padatan NaOH(s) dihaluskan menggunakan lumping dan alu
  • Methanol dimasukkan ke dalam gelas beaker berukuran 100 mL kemudian NaOH dimasukkan ke dalamnya hingga larut. Inilah yang disebut dengan larutan metoksida
  • Minyak jelantah yang telah disiapkan kemudian disating menggunakan kertas saring sampai minyak menjadi kuning bening
  • Minyak yang telah disaring kemudian diukur sebanyak 100 mL kemudian dituangan ke dalam gelas beaker yang berukuran 250 mL
  • Gelas beaker yang sudah berisi minyak jelantah di dalamnya, diletakan di atas magnetic strirrer, kemudian dimasukan batu didih ke dalamnya lalu diaduk sambal dipanaskan dengan suhu sekitar 50 -- 80oC (1 jam)
  • Larutan metoksida dimasukkan tetes demi tetes sambil diaduk agar tidak menimbulkan gas yang signifikan kemudian setelah selesai proses pemanasan, larutan didiamkan 2 hari lalu didekantasi untuk diambil filtratnya

Filtrat yang sudah diambil kemudian dapat diuji menggunakan hidrometer untuk menghitung massa jenisnya atau dapat menggunakan rumus dengan membagi massa filtrat dengan volumenya. Kemudian uji nyalanya juga dapat ita lakukan dengan menggunakan bunsen, apabila menyala maka dapat digunakan sebagai bahan bakar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun