Namun jangan khawatir, ada alternatif lain dari solar yaitu biosolar. Berbeda dengan solar yang terbuat dari minyak bumi (hasil fosil), biosolar atau biasa dikenal dengan biodiesel ini berasal dari nabati yang mana jenis bahan bakar alternatif ini terbuat dari berbagai jenis biji-bijian.
Ternyata, biosolar atau biodiesel ini dapat dibuat dari bahan yang biasa kita temui di dapur yaitu minyak jelantah (minyak bekas hasil penggorengan). Pembuatan biodiesel dari minyak jelantah ini ada dua tahap yaitu proses esterifikasi (reaksi reversible yang relative lambat yang mana untuk mempercepat jalannya suatu reaksi dan meningkatkan hasil,
proses ini dilakukan dengan pengadukkan yang baik serta katalis ditambahkan untuk menurunkan energi aktivasi sehingga reaksi bergeser ke arah kanan atau ke arah produk) dan juga transesterifikasi (penggantian gugus alkohol dari ester denngan alkohol lain dalam suatu proses yang mirip hidrolisis dengan katalis umumnya yaitu KOH atau NaOH).
Bahan yang kalian butuhkan hanya 3 yaitu minyak jelantah, NaOH sebagai katalis dan Mehanol sebagai alkohol. Bagaimana Langkah-langkahnya? Yuk simak dengan baik!
- Padatan NaOH(s) dihaluskan menggunakan lumping dan alu
- Methanol dimasukkan ke dalam gelas beaker berukuran 100 mL kemudian NaOH dimasukkan ke dalamnya hingga larut. Inilah yang disebut dengan larutan metoksida
- Minyak jelantah yang telah disiapkan kemudian disating menggunakan kertas saring sampai minyak menjadi kuning bening
- Minyak yang telah disaring kemudian diukur sebanyak 100 mL kemudian dituangan ke dalam gelas beaker yang berukuran 250 mL
- Gelas beaker yang sudah berisi minyak jelantah di dalamnya, diletakan di atas magnetic strirrer, kemudian dimasukan batu didih ke dalamnya lalu diaduk sambal dipanaskan dengan suhu sekitar 50 -- 80oC (1 jam)
- Larutan metoksida dimasukkan tetes demi tetes sambil diaduk agar tidak menimbulkan gas yang signifikan kemudian setelah selesai proses pemanasan, larutan didiamkan 2 hari lalu didekantasi untuk diambil filtratnya
Filtrat yang sudah diambil kemudian dapat diuji menggunakan hidrometer untuk menghitung massa jenisnya atau dapat menggunakan rumus dengan membagi massa filtrat dengan volumenya. Kemudian uji nyalanya juga dapat ita lakukan dengan menggunakan bunsen, apabila menyala maka dapat digunakan sebagai bahan bakar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H