Mohon tunggu...
Manihot Ultissima
Manihot Ultissima Mohon Tunggu... wiraswasta -

Pasukan semut yang suka bergotong royong

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Kawah Papandayan, Eksotisme Wisata yang Rindu Jamahan Investor

20 Januari 2016   09:46 Diperbarui: 20 Januari 2016   16:14 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Papandayan harus segera dibenahi, penduduk yang tinggal di kakinya harus diberi kail untuk menangkap ikan sehingga tidak perlu lagi membongkari akar pinus agar cepat mati. Hutannya harus segera dikembalikan ke asalnya dulu, yaitu segerombolan puspa, mranti, jamuju, dadap, waru, kihiang, kihujan, campaka, pinus, dan hiur. Bukan eucaliptus, kayu putih, apalagi tomat, kol, wortel, apalagi pohon kubis.

Insha Allah seperti kata pepatah "banyak jalan menuju Jakarta". Sepanjang ada niat baik, kesempatan, dan inovasi dan tentu saja ada dana dan kemauan semua pihak Papandayan akan kembali ke wujud aslinya seperti dahulu, dan yakinlah istilah Sunda "leuweung hejo patani ngejo" akan tercapai tanpa harus melalui cara-cara peladangan, pembalakan liar, dan pemusnahan ekosistem alami.

"coretan kecil", siapa tahu ada yang ikhlas meneruskannya kepada para pemangku kepentingan.

Kaki Gunung papandayan
20 januari 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun