Kecemasan warga pun semakin besar karena mereka merasa tidak diberi informasi yang memadai mengenai potensi bahaya tersebut.Â
Irsyad menambahkan, "Kami khawatir dengan kondisi lingkungan di sekitar kami yang bisa saja terganggu, bahkan bisa berdampak pada kesehatan. Belum lagi, anak-anak yang setiap hari melewati lingkungan ini."Â
Saat dimintai keterangan melalui pesan WhatsApp, Humas PT Indo Raya Tenaga, Indra, mengklaim bahwa pihaknya telah melakukan sosialisasi kepada perwakilan RT dan RW.Â
"Kami sudah memberikan sosialisasi sebelumnya," katanya singkat, tanpa menjelaskan lebih lanjut detail sosialisasi tersebut.Â
Namun, keterangan itu langsung dibantah oleh seorang ketua RW yang tidak ingin disebutkan namanya. Ia mengungkapkan bahwa memang ada pertemuan yang disebut sosialisasi mengundang RT dan RW, namun hanya dihadiri oleh beberapa orang yang dipilih oleh pihak perusahaan.Â
"Sebagian besar warga tidak tahu apa itu banker FABA dan bagaimana dampaknya. Kami merasa seperti hanya diperhatikan sedikit saja," katanya dengan nada kecewa.
Minimnya transparansi dan informasi yang diterima warga menambah keresahan yang mereka rasakan.Â
Warga merasa ada sesuatu yang disembunyikan dan mereka menuntut penjelasan lebih rinci mengenai apa yang sebenarnya akan terjadi jika fasilitas tersebut beroperasi.Â
Mereka menginginkan kajian independen yang dapat memastikan, apakah keberadaan banker FABA ini akan mengancam kesehatan dan kelestarian lingkungan mereka?Â
Di tengah ketidakpastian ini, harapan warga pun semakin menipis. Mereka menginginkan sebuah kepastian, sebuah penjelasan yang jelas dari pihak perusahaan tentang standar keamanan yang diterapkan.Â
"Saya ingin tahu apakah pemerintah dan perusahaan sudah benar-benar memikirkan dampaknya kepada kami," katanga, mengakhiri percakapan dengan kesan penuh kekhawatiran.