Mohon tunggu...
Mang Pram
Mang Pram Mohon Tunggu... Freelancer - Tubagus Rahmat Saf Rai

Jurnalis || Founder Sekumpul EduCreative II Direktur Wilip Institute || Penulis Skenario Film || Bidang Pelatihan dan Peningkatan Kompetensi PWI Kota Cilegon || Humas

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

PLTU Suralaya Unit 9-10: Bagaiamana Emisi Batu Bara Menghantui Cilegon? (Bagian 1)

23 Januari 2025   06:29 Diperbarui: 22 Januari 2025   22:55 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Polusi bukan hanya melanggar hak kami atas lingkungan yang sehat, tetapi juga mencuri masa depan anak-anak kami," ujar salah satu warga yang enggan disebut namanya.

Polusi udara juga membawa dampak ekonomi yang besar. Biaya pengobatan akibat penyakit yang ditimbulkan menjadi beban tambahan bagi masyarakat. Menurut CREA, kerugian kesehatan dari emisi PLTU ini setara dengan Rp14,2 triliun per tahun, mencakup biaya medis, hilangnya produktivitas, hingga dampak ekonomi lainnya.

Di tengah meningkatnya tekanan masyarakat dan komunitas internasional, Indonesia telah menyatakan komitmen untuk menurunkan emisi karbon sesuai Perjanjian Paris. Namun, transisi menuju energi bersih masih berjalan lambat.

Operasional unit 9 dan 10 seharusnya menjadi refleksi bagi pemerintah dan industri. Dengan teknologi yang lebih modern, diharapkan dampak polusi bisa diminimalkan. Tetap saja, pembakaran batu bara akan menjadi ancaman besar bagi lingkungan.

Kini, dengan bayang-bayang operasional unit baru, satu pertanyaan besar mengemuka: kapan suara rakyat yang terabaikan ini akan benar-benar didengar?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun