Mohon tunggu...
Mang Pram
Mang Pram Mohon Tunggu... Freelancer - Rahmatullah Safrai

Penikmat kopi di ruang sepi penuh buku || Humas || Penulis Skenario Film || Badan Otonom Media Center DPD KNPI Kota Cilegon

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kerusakan Lingkungan Cilegon Seperti Hancurnya Pandora di Film "Avatar 2"

10 Januari 2023   01:37 Diperbarui: 10 Januari 2023   01:53 1175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aktifitas membaca di rumah baca milik Bu Eli yang kondisi saat ini berasa di tepi jurang (Foto Eli Awaliyah)

Dulu akibat eksploitasi tambang pasir galian C di Kota Cilegon muncul jalan yang mirip di film "The Lord of The Ring". Kondisi jalan kritis akibat ulah keserakahan manusia yang menghabisi lahan hijau untuk dikeruk dan menyisahkan kehancuran.

Jalan itu menjadi viral di sejumlah media nasional di tahun 2014. Namun kerusakan lingkungan di Kota Cilegon terus terjadi hingga saat ini.

Tak jauh dari jalan "The Lord of The Ring" di akses jalan kampung Tamiang, Kelurahan Lebak Denok, Kecamatan Citangkil, Kota Cilegon, kerusakan lahan hijau sudah jauh merambah ke perkampungan warga.

Bahkan pengerukan tanah dilakukan persis di "teritis" atau dalam bahasa Cilegon tempat jatuhnya air hujan dari ujung genteng sebuah rumah. pengerukan tanah dan mengangkut material entah kemana, menyisakan rumah-rumah perkampungan berada di tepi jurang.

Jika dulu ada Film "The Lord of The Rings" kondisi kerusakan lingkungan saat ini seperti kondisi Planet Pandora dalam film "Avatar 2: The Way of Water"

Jalan yang dikenal karena mirip lokasi di film
Jalan yang dikenal karena mirip lokasi di film "The Lord of The Ring" (foto Dwi Prasetya/Merdeka.com)

Kemiripan antara kondisi kerusakan lingkungan akibat eksploitasi ini sangat jelas terlihat. Dimana dalam film besutan James Cameron yang dirilis di Indonesia sejak 14 Desember 2022 itu memiliki kesamaan, yaitu keserakahan manusia yang menghancurkan alam.

Film Avatar 2 mengisahkan tentang keluarga Jake Sully (Sam Worthington) yang tinggal di hutan Na'vi. Hutan ala Planet Pandora yang indah dengan berbagai jenis penghuninya hancur terbakar ketika kedatangan sekolompok manusia dari langit (sebutan kedatangan manusia dari bumi).

Kedatangan manusia itu untuk mengambil potensi alam planet Pandora untuk keberlangsungan hidup manusia di bumi yang mengalami krisis energi. Jake Sully dan keluarga terancam karena kehidupan di hutan sudah dirusak.

Salah satu adegan film Avatar 2 (Foto via IMDb)
Salah satu adegan film Avatar 2 (Foto via IMDb)

Hutan Na'vi di Planet Pandora sama seperti hijaunya kondisi di Kelurahan Lebak Denok. Namun kini akibat adanya pengerukan tambang pasir, pohon dan tanaman lain sudah dicabut paksa oleh alat berat.

Tanah dikeruk dan dibawa pergi. Lingkungan menjadi gersang. Krisis air bersih mengancam. Rumah-rumah berada di tepi jurang.

Jika di film Avatar 2 ada keluarga Jake Sully, di sini ada keluarga Ibu Eli Awaliyah. Kenyamanan keluarga Eli jadi terganggu ketika tanah di sekeliling rumahnya sudah dikeruk. Kini rumahnya itu seperti di tepi jurang yang sangat dalam.

Semula rumah Ibu Eli menjadi tempat yang nyaman. Tidak hanya sebagai tempat tinggal saja, tapi rumah guru SD itu menjadi tempat bermain dan pendidikan literasi bagi anak-anak kampung.

Sebagai penyair dan penulis buku cerita anak, Ibu Eli menjadikan teras rumahnya sebagai Rumah Baca dan tempat bermain. Anak-anak bebas membaca berbagai buku yang tersedia. Bisa juga bermain dengan alat peraga edukasi. Atau, bisa juga menggambar dengan riang gembira.

Aktifitas anak-anak menjadi terganggu. Lingkungan yang hijau tidak ada lagi. Pohon-pohon habis dicabut. Udara jadi panas dan berdebu. Rumah kini berada di tepi jurang akibat eksploitasi keserakahan manusia yang tidak peduli dengan lingkungan.

Aktifitas membaca di rumah baca milik Bu Eli yang kondisi saat ini berasa di tepi jurang (Foto Eli Awaliyah)
Aktifitas membaca di rumah baca milik Bu Eli yang kondisi saat ini berasa di tepi jurang (Foto Eli Awaliyah)

Rumah warga yang menempati perkampungan jika dilihat dari kejauhan seolah berasa di atas tanah yang menjulang, sementara di sekelilingnya sudah menjadi jurang yang sangat membahayakan. Potensi longsor bisa terjadi karena tanah tanpa adanya material bebatuan.

Film Avatar 2, secara tidak langsung membawa pesan kehancuran sebuah planet akibat tangan-tangan manusia itu sendiri. Manusia yang memiliki kekuatan dan kekuasaan, akan menginjak mahluk yang lebih lemah.

Eksploitasi dilakukan demi kepentingannya tanpa memikirkan ada hal-hal orang lain dan mahluk hidup yang menjadikan lingkungan hijau sebagai rumahnya.

Bumi, air dan kekayaan alam dilindungi oleh negara, namun praktik eksploitasi tidak mengindahkan hukum yang berlaku. Lagi-lagi, siapa yang kuat bisa menginjak yang lemah. 

Film-film fiksi ilmiah sudah banyak mengangkat tentang kritik terhadap kerusakan lingkungan, namun kesadaran untuk menjaga lingkungan tetap hijau akan kalah dengan bentuk eksploitasi yang menguntungkan pihak tertentu saja. Sementara masyarakat tidak sadar bahwa kerusakan lingkungan telah mengancam.

Ibu Eli adalah Jake Sully versi Cilegon. Betapa sulitnya mempertahankan lingkungan sebagai tempat tinggalnya. Terancam dengan kekuatan besar menghancurkan alam yang selama ini menjadi rumahnya.

Kerusakan Lingkungan di Kota Cilegon tidak hanya satu titik, tapi meluas merambah pegunungan hingga pesisir. Gunung dikeruk, laut diurug. Begitulah ulah tangan manusia yang menghancurkan alam demi kepentingan bisnis semata.

Jika sudah begini, adakah nyali dari Pemerintah Daerah Kota Cilegon memberikan sikap?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun