Tanah dikeruk dan dibawa pergi. Lingkungan menjadi gersang. Krisis air bersih mengancam. Rumah-rumah berada di tepi jurang.
Jika di film Avatar 2 ada keluarga Jake Sully, di sini ada keluarga Ibu Eli Awaliyah. Kenyamanan keluarga Eli jadi terganggu ketika tanah di sekeliling rumahnya sudah dikeruk. Kini rumahnya itu seperti di tepi jurang yang sangat dalam.
Semula rumah Ibu Eli menjadi tempat yang nyaman. Tidak hanya sebagai tempat tinggal saja, tapi rumah guru SD itu menjadi tempat bermain dan pendidikan literasi bagi anak-anak kampung.
Sebagai penyair dan penulis buku cerita anak, Ibu Eli menjadikan teras rumahnya sebagai Rumah Baca dan tempat bermain. Anak-anak bebas membaca berbagai buku yang tersedia. Bisa juga bermain dengan alat peraga edukasi. Atau, bisa juga menggambar dengan riang gembira.
Aktifitas anak-anak menjadi terganggu. Lingkungan yang hijau tidak ada lagi. Pohon-pohon habis dicabut. Udara jadi panas dan berdebu. Rumah kini berada di tepi jurang akibat eksploitasi keserakahan manusia yang tidak peduli dengan lingkungan.
Rumah warga yang menempati perkampungan jika dilihat dari kejauhan seolah berasa di atas tanah yang menjulang, sementara di sekelilingnya sudah menjadi jurang yang sangat membahayakan. Potensi longsor bisa terjadi karena tanah tanpa adanya material bebatuan.
Film Avatar 2, secara tidak langsung membawa pesan kehancuran sebuah planet akibat tangan-tangan manusia itu sendiri. Manusia yang memiliki kekuatan dan kekuasaan, akan menginjak mahluk yang lebih lemah.
Eksploitasi dilakukan demi kepentingannya tanpa memikirkan ada hal-hal orang lain dan mahluk hidup yang menjadikan lingkungan hijau sebagai rumahnya.
Bumi, air dan kekayaan alam dilindungi oleh negara, namun praktik eksploitasi tidak mengindahkan hukum yang berlaku. Lagi-lagi, siapa yang kuat bisa menginjak yang lemah.Â
Film-film fiksi ilmiah sudah banyak mengangkat tentang kritik terhadap kerusakan lingkungan, namun kesadaran untuk menjaga lingkungan tetap hijau akan kalah dengan bentuk eksploitasi yang menguntungkan pihak tertentu saja. Sementara masyarakat tidak sadar bahwa kerusakan lingkungan telah mengancam.