Kegagalan pembangunan pun makin diperjelas dengan SILPA Rp469 miliar, menandakan minim penyerapan atau pembangunan yang dilakukan selama tahun 2021. Belum lagi realisasi janji kampanye yang seolah tertelan bumi.
Kini memasuki triwulan ketiga di tahun 2022, penyerapan APBD pun masih rendah dan belum terlihat pembangunan infrastruktur. Bahkan persoalan Jalan Ajur Mukmuk (rusak parah) tidak mampu diperbaiki sampai korban semakin banyak berjatuhan.
Ketika hubungan Pak Wali dan Pak Wakil tidak harmonis lagi, kepada siapa Pak Wali merasa nyaman?
Pak Wali sering mendapatkan sebutan One Man Show dalam bekerja. Tapi, Pak Wali pun dekat dengan sejumlah orang, salah satunya adalah politisi yang sempat menjadi lawannya di Pilkada Cilegon lalu, yaitu H. Ali Mujahidin.
Bisa jadi Pak Wali lebih nyaman merumuskan penempatan pejabat baru dengan Pak Sekda? Sebagai birokrat yang cukup lama, Pak Sekda cukup mumpuni sebagai tempat sharing tentang pembangunan.
Dugaan nyeleneh lainnya, seperti yang kerap dibicarakan di warung kopi, yaitu keberadaan Baperjakat (Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan) Swasta.
Artinya, ada pihak kepercayaan Pak Wali dari luar sistem pemerintahan atau ASN yang turut mengotak atik posisi jabatan itu. Mungkin karena sudah tidak nyaman berkomunikasi sama Pak Wakil, perlu ada tim lain yang bikin nyaman.
Ah, sudah bukan isu lagi jika ada dua matahari yang bersinar di Kota Cilegon. Jumat ini seperti menjadi sebuah titik terang masalah yang terungkap dengan sendirinya di media.
Pak Wakil kini harusnya tersenyum manis seperti Kinan di akhir episode series Layangan Putus.Â
Rasa sakit menerima kenyataan bahwa pahit dan kecewa dengan pasangan yang tak lagi menjadikannya ada. Namun tetap tegar memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan baik.
Semoga saja, hubungan Pak Wali dan Pak Wakil tidak menjadi "Layangan Putus" dan tetap bersama bekerja untuk Kota Cilegon sampai berakhir masa jabatannya.