Mohon tunggu...
Mang Pram
Mang Pram Mohon Tunggu... Freelancer - Rahmatullah Safrai

Penikmat kopi di ruang sepi penuh buku || Humas || Penulis Skenario Film || Badan Otonom Media Center DPD KNPI Kota Cilegon

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Jalan "Ajur Mukmuk" Merusak Martabat Kota Cilegon?

1 Februari 2022   02:07 Diperbarui: 1 Februari 2022   02:28 11934
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Wali Kota Cilegon bersama para pejabat Pemkot Cilegon saat kunjungan gedung kosong (sumber foto Instagram Helldy Agustian)

Sebagai Kota Industri, bayangan kita tentu aja akan memasuki kawasan perkotaan metropolitan. Berkendara di jalanan yang nyaman sambil melihat suasana kota yang nyaman dan indah.

Idealnya, Kota Cilegon harusnya demikian. Kota Industri yang berperan menyokong pendapatan pajak terbesar skala nasional, namun kondisinya justeru memprihatinkan.

Jalan rusak ada di mana-mana. Mulai jalur protokol yang tidak rata dengan tambal sulam bekas perbaikan aspal, jalan nasional yang berlubang, hingga akses jalan industri dan pariwisata yang dikenal sebagai nama Jalan Aat- Rusli.

Belum lagi warga yang tak pernah berhenti berkoar-koar minta perbaikan jalan di lingkungannya. Orang Cilegon bilang, jalan sudah ajur mukmuk, artinya rusak serusak-rusaknya.

Kondisi Jalan Aat- Rusli / Jalur Lingkar Selatan (dok. Foto Cilegon Kota Baja)
Kondisi Jalan Aat- Rusli / Jalur Lingkar Selatan (dok. Foto Cilegon Kota Baja)

Rasa kekecewaan saya sebagai masyarakat yang selalu menerima laporan masyarakat, baik di media sosial maupun di pemberitaan di media, adalah kondisi Jalur Lingkar Selatan atau Jalan Aat-Rusli yang sudah ajur mukmuk.

Kondisi badan jalan dengan retakan parah, membentuk kubangan air. padahal Jalur Lingkar Selatan termasuk akses jalan vital yang dilewati kendaraan besar industri dan akses menuju Kawasan Pariwisata Anyer.

Kondisi Jalan ajur mukmuk sangatlah membahayakan bagi pengendara. Apalagi kemudian laporan yang muncul bukan itu saja, di penghujung Januari ini, Jalur Lingkar Selatan menelan banyak korban akibat kondisi jalan yang makin buruk. 

Kali ini terdapat tanah lumpur setebal 5 cm yang tercecer di badan jalan. Akibatnya, ketika malam dengan minim lampu penerangan jalan, tidak sedikit pengguna jalan terpeleset dan terpelanting jatuh.

Inalillahi wa Innailaihi rojiun. Semoga para korban diberikan kesehatan dan dipulihkan segera dari sakitnya.

Lalu, adakah empati dari pemimpin kita ini? 

Pak Wali Kota Cilegon Helldy Agustian kemudian datang ke Jalur Lingkar Selatan. Maaf, bukan bermaksud meninjau jalan ajur mukmuk itu, tapi meninjau sebuah gedung kosong yang kebetulan berada di pinggir Jalur Lingkar Selatan saja.

Sebuah gedung kosong yang batal ditempati Kejari Cilegon itu memang sudah lama terbengkalai. Kali ini kunjungan Pak Wali hanya untuk memastikan bahwa gedung yang dipercaya angker itu akan digunakan sebagai pusat kegiatan UMKM.

Baik, saya apresiasi itu rencana bagus. Namun kembali pada jalan ajur mukmuk yang persis menjadi akses utama menuju gedung itu solusinya apa?

Jikapun nanti akan beroperasi sebagai gedung pusat UMKM, ketika akses jalannya Ajur Mukmuk, siapa yang akan datang? Orang akan takut melewati jalan rusak.

Entah apa yang terjadi sama Pak Wali menjelang satu tahun jabatannya. Dulu, di awal masa kerjanya sangat rajin mendatangi tempat-tempat fasilitas umum yang bermasalah. Kini, rupanya di akun Instagramnya saja hanya ngepost foto kunjungan di gedung kosong. 

Padahal jika foto di jalan ajur mukmuk dan kemudian dipost di akun Instagramnya akan jadi konten yang menarik. Kemudian ada narasi statement segera memperbaikinya. Itu baru keren.

Ini jadi catatan penting betapa lemahnya Pemerintah Kota Cilegon dalam mengatasi perbaikan jalan. Lagu lama yang akan dinyanyikan adalah menunggu program turun.

Menunggu program untuk mencairkan dana perbaikan itu terasa lama. Jalur Lingkar Selatan yang ajur mukmuk itu butuh perbaikan segera. Kinerja lambat seperti ini bisa merugikan aktifitas industri yang ada, dampak kerugiannya bisa nasional.

Jika pun belum ada dana yang cair dari APBD di awal tahun ini, apakah Pak Wali tidak segera mengumpulkan pelaku Industri untuk duduk bareng menyelesaikan persoalan ini?

Jalan rusak itu juga ada peran penting yang dilewati kendaraan industri. Duduk bareng untuk kesepakatan patungan Padahal jika foto di jalan Ajur Mukmuk dan kemudian dipost di akun Instagramnya akan jadi konten yang menarik. Kemudian ada narasi statement segera memperbaikinya. Itu baru keren.

Tidak ada salahnya jika Pak Wali menuntut pihak Industri gotong royong perbaikan jalan.

Jika jalannya baik, manfaatnya juga akan banyak. Pengendara yang melewati  jadi aman. Gedung kosong nan angker itu bakal ramai dengan aktifitas perekonomian UMKM. 

Sehingga cita-cita Pak Wali menjadikan Cilegon sebagai kota bermartabat itu bisa terlaksana. Jangan hanya hiasan janji kampanye dulu saja. 

Akses jalan kampung Kubanglaban, Kelurahan Panggungrawi (Dok. Foto Forum Rakyat Cilegon)
Akses jalan kampung Kubanglaban, Kelurahan Panggungrawi (Dok. Foto Forum Rakyat Cilegon)

Bermartabat dengan cara memperbaiki jalan yang rusak di mana-mana. Sesuai dengan artinya, Martabat adalah tingkat kemanusiaan dan harga diri (KBBI). Jadi memanusiakan manusia dengan fasilitas jalan yang baik.

Semoga saja, Cilegon bisa bebas dari jalan ajur mukmuk. Baik jalan kewenangan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah segera diperbaiki. Sehingga akses jalan lebih manusiawi atau bermartabat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun