Mohon tunggu...
Mang Pram
Mang Pram Mohon Tunggu... Freelancer - Rahmatullah Safrai

Penikmat kopi di ruang sepi penuh buku || Humas || Penulis Skenario Film || Badan Otonom Media Center DPD KNPI Kota Cilegon

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menjejaki Kisah Cinta Saijah-Adinda di Rumah Multatuli

12 Juni 2021   17:02 Diperbarui: 12 Juni 2021   17:33 1449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halaman Museum Multatuli (Foto dokpri) 
Halaman Museum Multatuli (Foto dokpri) 

Kawasan Museum Multatuli cukup asri dengan keberadaan pohon-pohon rindang di pinggir jalan. Kesan artistik juga bisa dijumpai dengan pelataran terdapat pendopo dan terpajang peralatan musim gamelan.

Di halaman juga terdapat patung besar Multatuli yang sedang membaca buku. Di sampingnya terdapat rak dengan susunan buku.

Rumah Multatuli didesain  modern  yang tidak simetris, bantuan pencahayaan ruangan menambah artistik dan dramatisasi. Gambaran kehidupan yang diceritakan Multatuli dibagi menjadi tujuh ruangan dan empat tema.

Ruang tema pertama (Foto Hilal/Dokpri) 
Ruang tema pertama (Foto Hilal/Dokpri) 

Tema pertama mengisahkan sejarah awal kedatangan penjajahan di Indonesia. Terdapat sebuah layar lebar berupa gambar 3D yang dilengkapi dengan cahaya dan latar musik yang mengesankan dramatisasi.  

Ruang berikutnya, terdapat tema kedua khusus menampilkan sejarah Multatuli dan novel Max Havelaar. Di sini terdapat buku Max Havelaar digital yang bisa dibaca langsung. Layar sentuh membuat kesan modern novel tragis ini.

Buku digital Max Havelaar (Foto Hilal/Dokpri) 
Buku digital Max Havelaar (Foto Hilal/Dokpri) 

 Adapun tema ketiga mengisahkan tentang sejarah Banten dan Lebak. Di sini menceritakan semua sosial budaya masyarkat Lebak dan betapa sulitnya kehidupan di bawah tekanan penjajah Belanda.

Wayang golek khas Lebak (foto Dokpri) 
Wayang golek khas Lebak (foto Dokpri) 

Sedangkan tema keempat mengisahkan sejarah Rangkasbitung yang ramai dan menjadi salah satu kawasan yang ramai di tempat itu. Terdapat sejumlah foto tokoh penting yang dipajang, seperti Rendra, Tan Malaka, Misbach Yusa Biran, Maria Ulfah, dan Eugenia van Beer.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun