"Saya memilih cerai tanpa tuntutan apa pun. Jika suami menginginkan hak asuh anak silahkan, asalkan tidak pernah membatasi saya untuk bertemu anak-anak kapan pun. Saya putuskan keluar dari rumah tidak membawa apa pun. Saya ini lemah, saya hanya berusaha kuat saja," katanya.
Ketika manusia dalam titik terendah dalam hidupnya, ketika bangkit harus bisa berdiri dengan tegak. Sebagai kandidat doktor, Hanah adalah sosok yang paling bisa mengatur emosi dan mampu bergaul dengan baik dengan siapa pun. Meski menjadi dosen mudah di usianya yang baru 31 tahun, Hanah memiliki kharisma dihormati oleh para mahasiswanya.
Wanita memang tidak bisa menjatuhkan talak atau cerai. Namun punya hak untuk menuntut. Cerai menjadi jalan yang tidak disukai oleh Allah, namun keputusan cerai diambil sebagai jalan terbaik masa depan Hanah.
"Saya harus memberikan bedak lebih banyak di pipi untuk menutupi memar. Orang-orang tidak perlu tahu apa yang telah terjadi," kata Hanah dengan nafas yang mulai terasa sesak.
Kemudian cerai menjadi pilihan Hanah untuk menyelamatkan anak-anak dari pertengkaran yang sering terjadi. "Saya berharap suami bisa kembali. Tapi saumi tetap mempertahankan wanitanya itu, maka saya pergi."
Banyak wanita yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga dan juga kedapatan suami berselingkuh. Biasanya wanita terpuruk dengan keadaanya dan menyesali diri tanpa mampu bangkit.
Hanah menjadi sosok wanita yang tidak lagi menangisi semua kejadian suram yang telah terjadi. Hiasan cantik di wajah bisa untuk menipu semua orang, namun Hanah telah berhasil menyelamatkan hidupnya.
"Ketika saya sudah resmi cerai, mungkin akan saya umumkan biar orang-orang juga tahu. Saya akan kembali berpenampilan apa adanya, apalagi berstatus janda," katanya sambil tertawa kecil. Hanah tetap menghormati lelaki yang telah menjadi ayah bagi anak-anaknya dan berjasa besar memberi biaya kuliah hingga S3.
 Wanita secantik itu masih saja disia-siakan oleh suaminya. Siapa pun bisa melakukan selingkuh. Cermin yang sudah pecah saja tidak bisa disatukan lagi, apalagi hati manusia yang penuh luapan emosi.
Belajar dari kehidupan Hanah, setiap manusia pernah melakukan kesalahan besar. Pilihannya adalah mau membenahi atau meninggalkan. Ketika usaha membenahi hubungan tidak tercapai, langkah meninggalkan bukan suatu yang hinah dilakukan seorang wanita.
Siapa pun berhak untuk bahagia, asalkan tidak menyakiti orang lain hanya untuk kebahagiaan sendiri. Â Obrolan sore itu sudah mendapatkan persetujuan dari Hanah untuk saya tulis di Kompasiana. Â