Mohon tunggu...
Mang Pram
Mang Pram Mohon Tunggu... Freelancer - Rahmatullah Safrai

Penikmat kopi di ruang sepi penuh buku || Humas || Penulis Skenario Film || Badan Otonom Media Center DPD KNPI Kota Cilegon

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film "Ziarah": Perjuangan, Kesetian, dan Berdamai dengan Masa Lalu

12 Juni 2020   20:48 Diperbarui: 17 Juni 2020   01:56 743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mbah Sri dalam Film Ziarah (Foto Halaman Facebook Film Ziarah)

Sebagai penonton, saya sudah terbawa suasan bagaimana Mbah Sri memiliki keteguhan hati untuk mencari. Di usia 95 tahun, seorang nenek masih kuat berjalan, memiliki ingatan dan pengelihatan yang tajam. Sebuah kondisi tubuh yang tetap sehat meskipun sudah sepuh. 

Ketika dihadapkan pada kenyataan, kuburan suaminya sudah tenggelam oleh proyek pembuatan waduk pemerintah. Ziarah pun terpaksa dilakukan dari atas perahu kecil.

Dari serangkaian cerita, saya sudah mulai terkesan ketika Mbah Sri melakukan pencarian makam suaminya dengan cara melihat petunjuk dari keris yang dimilikinya. Mbah Sri percaya, keris yang dimilikinya akan terhubung dengan keberadaan keris yang menjadi pasangannya.

Pada suatu malam, melalui prantara seorang dukun, ujung keris menunjuk ke arah barat daya.

Perjalanan Mbah Sri kemudian berlanjut untuk mendatangi makam-makam khas jawa. Menyingkap sejarah baru yang didapat dari perjalanan Mbah Sri.

Salah satu harapan besar itu muncul, suami Mbah Sri ternyata diselamatkan oleh seorang ahli pengobatan. Suami Mbah Sri mengalami luka tembak yang sangat parah. Suami Mbah Sri diselamatkan oleh Ki Husodo.

Pencarian berikutnya adalah mendatangi desa tempat tinggal Ki Husodo. Pemandangan perbukitan dengan lereng-lereng yang gersang membuat perjuangan Mbah Sri terasa sangat melelahkan. Apalagi kini banyak warga desa yang tidak mengenali sosok Ki Husodo.

Ketika Mbah Sri mulai kebingungan, muncul sosok Mbah Tresno yang mengaku sebagai cucu dari Ki Husodo. Mbah Sri memberikan foto suaminya. Dari sinilah ada petunjuk kuburan suami Mbah Sri berada di Makam Muktiloyo.

Sayangnya dalam perjalanan menuju makam Muktiloyo, Mbah Tresno malah memberi petunjuk yang salah. Sehingga ketika sampai di makam, Mbah Sri yang sudah kelelahan tidak menemukan makam suaminya. Hingga Mbah Trisno menjumpai Mbah Sri tertidur di gapura pemakaman.

Petunjuk lainnya yang muncul ketika keris milik Mbah Sri bergetar saat bermalam di rumah Mbah Tresno. Ujung keris menghadap ke sebuah lemari. Keris itu menemukan kembali pasangannya.

Entah mengapa kemudian Mbah Sri milih melarung kedua keris itu ke sungai. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun