Renyah saat digigit, lumer manis, dan gurih kacang membuat gipang tak pernah tergantikan di tengah suasana Hari Raya Idul Fitri.
Makanan traditional yang terbuat dari beras ketan dan kacang tanah itu sudah melegenda. Apapun variasi makanannya, gipang selalu menempati meja setiap ruang tamu.
Gipang sudah menjadi bagian makanan khas keluarga di Kota Cilegon, Banten. Sepekan menjelang lebaran, suasana dapur sudah disibukan membuat panganan ini.
Ada juga yang mempelesetkan gipang dengan sebutan wafer Cilegon, karena bentuknya yang mirip wafer.
Nah, sejak kecil saya suka sekali membantu nenek dan ibu membuat gipang. Sehingga sangat hafal cara membuatnya.
Ingin tahu bagaimana cara membuatnya?
Nasi Ketan Kering (Aking)
Pertama menyiapkan nasi ketan kering. Beras ketan menjadi bahan utama dalam membuat gipang. Bisa beras ketan putih atau hitam, jika suka keduanya bisa dibuat berlapis.
Siapkan beras ketan dan rendam semalaman. Kemudian dimasak seperti nasi pada umumnya. Setelah matang, campur dengan air bersih. Fungsinya agar setiap butir nasi terpisah dan menjadi butiran tersendiri.
Kemudian siapkan tempat untuk menjemur nasi ketan. Bisa menggunakan trespal atau pun tikar. Saat meletakan nasi ke tempat menjemur usahakan tidak menumpuk. Sehingga butiran nasi menjadi saling terpisah.
Nasi akan benar-benar kering biasanya jika sudah dijemur selama dua hari atau sesuai kondisi cuaca.
Pasta Kacang Tanah
Kedua siapkan pasta kacang tanah untuk jadi topingnya. Kacang tanah yang sudah halus ditumbuk bakal dioleskan di bagian atas gipang nantinya.
Cara membuatnya pun simpel. Biji kacang tanah disangrai dengan menggunakan pasir sampai berwarna kuning kecoklatan. Jangan sampai gosong nanti warnanya tidak bagus.
Setelah kacang sudah matang, kulit ari kacang harus dilepaskan. Usahakan kacang sudah terlihat bersih tanpa ada kulitnya lagi.
Kemudian kacang ditumbuk di dalam lumpang. Kacang akan mengeluarkan minyak dan aromanya yang khas ketika sudah halus. Pastikan kacang yang ditumbuk sampai punya tekstur halus.
Cara Membuat Gipang
Goreng nasi ketan kering. Perlu hati-hati saat menggoreng, ketan kering akan mengembang dengan cepat ketika kena minyak panas. Usahakan ketika warna masih putih harus sudah diserok keluar dari minyak. Jangan sampai gosong. Masukan hasil gorengan ke dalam baskom.
Tahapan selanjutnya adalah merebus gula pasir atau gula putih. Tips, pilih gula pasir dengan warna kekuningan dan tekstur kasar. Jangan menggunakan gula pasir putih dan halus. Sepengalaman saya membantu ibu, gula pasir yang halus tidak bisa mengental dan tidak merekatkan nasi yang sudah digoreng.
Perebusan gula pasir dicampur dengan buah asam segar. Supaya rasa menjadi ada asamnya. Setelah gula mulai mengental, buah asam harus diangkat dan dipisahkan.
Cara untuk menentukan gula sudah matang dengan mengambil sedikit dan dimasukan ke dalam air di dalam piring. Jika gula sudah mengental dan tidak tercampur dengan air, tandanya sudah siap digunakan.
Butuh sebuah baskom untuk mencampur nasi ketan goreng dan gula. Harus diaduk dengan cepat dan rata. Jika terlambat bisa-bisa cairan gula akan mengeras terlebih dahulu dan gagal merekat.
Setelah tercampur rata kemudian masukan ke dalam baki, semacam taktakan untuk mencetak gipang. Ratakan ke seluruh bagian baki sambil ditekan-tekan. Kemudian ratakan permukaan gipang dengan botol.
Selanjutnya olesi permukaan gipang dengan kacang tanah. Oh iya, sisakan juga gula cair tadi beberapa sendok untuk dicampur dengan kacang.
Usahakan semua permukaan rata dengan kacang. Kemudian gilas lagi dengan botol supaya permukaan benar-benar rata.
Terakhir adalah memotong. Pakai pisau yang tajam sehingga irisan akan rapih. Pilihan garis potong bisa memanjang atau serong. Ini sesuai selera.
Gipang sudah jadi dan siap dimasukan ke dalam toples. Di dalam toples gipang bisa tahan sampai tiga bulan dengan kondisi tertutup rapat. Jika sudah terlalu lama disimpan, biasanya gipang akan rontok. Nah, rontokan gipang ini pun masih enak dimakan sambil ditemani kopi hitam.
Oh iya, gipang tidak hanya untuk suguhan di meja tamu rumah saja saat lebaran. Kue ini menjadi bawaan wajib saat mengunjungi orangtua, mertua, atau calon mertua.
Pokoknya jika berhasil membuat gipang dengan baik, bisa jadi menantu kebanggaan mertua.
Kini meski pun banyak varian makanan khas lebaran, warga Kota Cilegon tidak pernah menghilangkan makanan khasnya. Gipang sudah menjadi warisan turun temurun dan selalu ada saat lebaran.
Jika sibuk dan tidak mau repot membuatnya. Sekarang sudah banyak orang yang menjualnya. Siapkan saja uangnya. Satu toples biasa dihargai sekitar Rp 50.000.
Jenis kue tradisional khas lebaran lainnya adalah gegetas, terbuat dari tepung beras, bentuknya mirip kerupuk atau keripik karena digeprek tipis. Ada juga kacang asin yang digoreng dengan bumbu bawang putih dan kemiri membuatnya harum. Serta rengginang, agar-agar, dan gemblong.
Coba saja bertamu di rumah warga Cilegon. Di antara makanan modern aja seperti nastar, kue salju, bronies, dan lainnya, gipang pasti selalu ada.
Tertarik ingin menikmati manis legit gipang? Kalo ada jejaka dan gadis dari Cilegon, jadikan manantu saja. Pasti tiap lebaran bakal dikirim gipang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H