Terakhir adalah memotong. Pakai pisau yang tajam sehingga irisan akan rapih. Pilihan garis potong bisa memanjang atau serong. Ini sesuai selera.
Gipang sudah jadi dan siap dimasukan ke dalam toples. Di dalam toples gipang bisa tahan sampai tiga bulan dengan kondisi tertutup rapat. Jika sudah terlalu lama disimpan, biasanya gipang akan rontok. Nah, rontokan gipang ini pun masih enak dimakan sambil ditemani kopi hitam.
Oh iya, gipang tidak hanya untuk suguhan di meja tamu rumah saja saat lebaran. Kue ini menjadi bawaan wajib saat mengunjungi orangtua, mertua, atau calon mertua.
Pokoknya jika berhasil membuat gipang dengan baik, bisa jadi menantu kebanggaan mertua.
Kini meski pun banyak varian makanan khas lebaran, warga Kota Cilegon tidak pernah menghilangkan makanan khasnya. Gipang sudah menjadi warisan turun temurun dan selalu ada saat lebaran.
Jika sibuk dan tidak mau repot membuatnya. Sekarang sudah banyak orang yang menjualnya. Siapkan saja uangnya. Satu toples biasa dihargai sekitar Rp 50.000.
Jenis kue tradisional khas lebaran lainnya adalah gegetas, terbuat dari tepung beras, bentuknya mirip kerupuk atau keripik karena digeprek tipis. Ada juga kacang asin yang digoreng dengan bumbu bawang putih dan kemiri membuatnya harum. Serta rengginang, agar-agar, dan gemblong.
Coba saja bertamu di rumah warga Cilegon. Di antara makanan modern aja seperti nastar, kue salju, bronies, dan lainnya, gipang pasti selalu ada.
Tertarik ingin menikmati manis legit gipang? Kalo ada jejaka dan gadis dari Cilegon, jadikan manantu saja. Pasti tiap lebaran bakal dikirim gipang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H