Mohon tunggu...
Mang Pram
Mang Pram Mohon Tunggu... Freelancer - Rahmatullah Safrai

Penikmat kopi di ruang sepi penuh buku || Humas || Penulis Skenario Film || Badan Otonom Media Center DPD KNPI Kota Cilegon

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Iklan Pemutih Kulit dan Pelangsing yang Menyebalkan

27 Februari 2020   23:15 Diperbarui: 27 Februari 2020   23:15 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendapatkan tawaran produk pemutih kulit dan pelangsung badan kerap kali muncul di kanal sosial media. Penawaran yang masuk di kolom komentar, bahkan di pesan pribadi.

Jujur, sebagai orang yang terlahir dengan kulit hitam manis dan kondisi tubuh yang sudah banyak diglayuti oleh lemak, mendapatkan tawaran itu membuat tergiur. Apalagi harga yang ditawarkan cukup miring.

Tapi, saya tidak seperti Pak Presiden Joko Widodo yang begitu santai menanggapi tawaran obat penambah berat badan di akun instagramnya.

Keberadaan iklan yang tiba-tiba muncul di sosial media itu terkadang membuat kaget, entah kebetulan atau tidak, akun yang tidak saya kenali itu malah menawarkan produk yang bisa merubah kulit hitam manis ini menjadi putih seperti artis Korea. Harga yang ditawarkan juga sangat murah dan ditambah iming-iming program diskon.

Terkadang ada rasa ketertarikan untuk membelinya. Dulu sempat beberapa kali membeli body lotion dan sabun yang dipercaya bisa membuat kulit lebih putih. Namun, kembali pada kesadaran, sudah takdir bahwa kulit hitam manis ini tetap permanen. Cara menghibur diri dari penyesalan membeli produk yang dibeli pun tidak mumpuni.

Begitu juga dengan tawaran produk penurun berat badan atau pelangsing. Produk ini sepertinya menjadi yang paling dicari, mengingat sudah banyak orang yang merasa kelebihan berat badan dan ingin cepat mendapatkan tubuh ideal.

Lagi-lagi janji penawaran hanya bahasa marketing untuk menarik minat pembeli. Suplemen berupa pil dan teh peluruh lemak dalam hitungan hari pun hanya omong kosong.

Hebatnya bahasa marketing. Memanfaatkan kanal media sosial untuk berdagang. Apalagi kini setiap orang hampir memiliki akun media sosial.

Pernah membeli produk dan kemudian hasilnya tidak memuaskan sungguh menjadi kapok. Makanya hingga saat ini yang ada makin sebel ketika ada penawaran produk itu.

Memanfaatkan sosial media sebagai tempat jualan memang cukup efektif menjangkau calon pembeli. Namun menawarkan produk di kolom komentar instagram contohnya, ini pun sangat mengganggu.

Salah satu cara mengatasinya sampai-sampai harus ngeblockir akun jualan itu. Ketika melihat isi konten di akunnya biasanya hanya memajang foto produk jualannya. Bagaimana bisa membeli tanpa mengetahui siapa penjualnya. Ya sudah block saja.

Cara kedua ketika sudah males block, ya sudah diamkan saja. Cukup bersabar tanpa perlu direspon. Meskipun ketika ada notifikasi komentar masuk secara oromatis akan terbaca juga.

Satu pertanyaan yang kemudian muncul, ketika sedang berdagang namun tidak pada etika yang baik, apakah pembeli akan tertarik?

Kebutalan saya tipe orang yang tidak nyaman dengan itu semua. Menawarkan dagangan tapi dianggao spam.

Meski pun saya benci dengan tawaran produk pemutih dan pelangsing itu, saya termasuk orang yang lebih sering menggunakan layanan belanja online.

Di era digital seperti ini, belanja tidak harus keluar rumah. Tinggal pilih di layanan belanja online melalui android, transfer atau menggunakan metode pembayaran COD, tinggal menunggu barang datang. Simpel gak ribet.

Namun jika penawaran pada kolom komentar atau malah ditag dalam status facebook, itu sudah pada ranah yang tidak menyenangkan. Pemandangan dinding facebook jadi terganggu.

Sosial media bebas digunakan oleh siapa saja. Jadi harus siap jika ada penawaran produk berbagai macam. Kita hanya harus selektif untuk membelinya. Jangan sampai produk yang dibeli tidak sesuai dengan harapan.

Anehnya, meski pun sering ketipu, belanja online tidak membuat kapok.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun