Salah satu cara mengatasinya sampai-sampai harus ngeblockir akun jualan itu. Ketika melihat isi konten di akunnya biasanya hanya memajang foto produk jualannya. Bagaimana bisa membeli tanpa mengetahui siapa penjualnya. Ya sudah block saja.
Cara kedua ketika sudah males block, ya sudah diamkan saja. Cukup bersabar tanpa perlu direspon. Meskipun ketika ada notifikasi komentar masuk secara oromatis akan terbaca juga.
Satu pertanyaan yang kemudian muncul, ketika sedang berdagang namun tidak pada etika yang baik, apakah pembeli akan tertarik?
Kebutalan saya tipe orang yang tidak nyaman dengan itu semua. Menawarkan dagangan tapi dianggao spam.
Meski pun saya benci dengan tawaran produk pemutih dan pelangsing itu, saya termasuk orang yang lebih sering menggunakan layanan belanja online.
Di era digital seperti ini, belanja tidak harus keluar rumah. Tinggal pilih di layanan belanja online melalui android, transfer atau menggunakan metode pembayaran COD, tinggal menunggu barang datang. Simpel gak ribet.
Namun jika penawaran pada kolom komentar atau malah ditag dalam status facebook, itu sudah pada ranah yang tidak menyenangkan. Pemandangan dinding facebook jadi terganggu.
Sosial media bebas digunakan oleh siapa saja. Jadi harus siap jika ada penawaran produk berbagai macam. Kita hanya harus selektif untuk membelinya. Jangan sampai produk yang dibeli tidak sesuai dengan harapan.
Anehnya, meski pun sering ketipu, belanja online tidak membuat kapok.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H