Langit agak mendung malam itu. Keberadaan bulan yang samar-samar cahayanya itu cukup membuat Chava senang. Apalagi banyak kunang-kunang. Chava juga mulai penasaran dengan bunyi berbagai serangga. Chava mulai mengulas cerita petualangan yang sering dibacakan oleh Ibunya.
Hingga pukul 21.00 WIB, Chava mulai ngantuk. Di dalam tenda Chava tidak rewel dan cepat tidur. Chava tertidur dengan pulasnya hingga pagi hari.
Saya paham betul berkemah di tengah hutan beresiko adanya bahaya. Namun perlu diperhatikan adalah kebutuhan perlengkapan yang harus disiapkan, seperti pakaian tebal dan jaket untuk menangkal dinginnya malam. Lotion anti serangan serangga. Membawa sejumlah mainan dan makanan untuk memberikan kenyamanan.
Namun dari itu semua yang paling penting adalah peran orang tua yang harus memberi perlindungan dan membuat anak nyaman. Memberikan kesempatan anak untuk melakukan berbagai pekerjaan bersama juga melatih kemandiriannya.
Saat perjalanan pulang, Chava mengungkapkan pengalaman pertama berkemah membuatnya senang. Chava juga sudah percaya di kegelapan tidak ada momok.
"Di hutan aja tidak ada momok, ya kan, yah?" katanya.
Senang rasanya ketika memberikan pendidikan kepada anak tidak hanya dengan kata-kata. Mengajak anak berkemah untuk merasakan langsung di alam bebas. Apalagi dapat meningkatkan kepercayaan diri sekaligus melatih kemandirian.
Keinginan Chava untuk berkemah lagi menandakan ada kepercayaan diri yang dibangun, serta menghilangkan rasa takut dengan sesuatu yang tidak ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H