Mohon tunggu...
Mang Pram
Mang Pram Mohon Tunggu... Freelancer - Rahmatullah Safrai

Penikmat kopi di ruang sepi penuh buku || Humas || Penulis Skenario Film || Badan Otonom Media Center DPD KNPI Kota Cilegon

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Hadiana "Ratu Sampah" Pejuang Pendidikan Gratis di Jagakarsa

19 November 2019   21:26 Diperbarui: 19 November 2019   21:47 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang kelas TK yang kaya akan koleksi APE

Golden age yang dimiliki anak hingga usia 5 tahun berhasil dirangsang dengan baik. Imajinasi dan motorik anak terbentuk bersama praktek pembuatan APE.  Sampah-sampah yang dekat dengan kehidupan kita bahkan bisa bermanfaat untuk bahan pembelajaran.

Tangan terampil Ibu Diana sudah mumpuni menyulap berbagai sampah menjadi berbagai barang ekonomis. Selain digunakan untuk sekolah sendiri, APE juga dijual untuk menutupi biaya oprasional sekolah. Tidak jarang pula Ibu Diana berbagi ilmu pembuatan APE diberbagai tempat.

Ibu Diana kemudian mengajak saya untuk melihat-lihat koleksi APE yang dipasang  di setiap ruang.

Hujan sudah berhenti. Saat ke luar ruangan, tercium bau khas tanah yang lama tidak tersiram air hujan. Sejuk rasanya.

Di bagian depan sekolah terdapat pagar yang ditutup dengan hiasana mural, pohon edukasi yang berasal dari botol bekas, serta tanaman hidup yang tersusun menjadi lebih asri.

Ibu Diana juga lihai dalam membuat busana daur ulang. salah satunya manekin ini, baju adat Betawi dihiasi berbagai pernik dari sampah 
Ibu Diana juga lihai dalam membuat busana daur ulang. salah satunya manekin ini, baju adat Betawi dihiasi berbagai pernik dari sampah 

Ketika memasuki gerbang mungil itu, kita akan disambut dengan sepasang boneka manekin mengenakan pakaian adat Betawi. Semua yang menempel adalah karya busana yang berasal dari bahan-bahan sampah. Ini merupakan karya seni terbaik, bukan hanya pajangan, tapi setiap benda yang menempel rupanya bisa dijadikan media belajar.

"Ini kalung-kalung, tiap butirnya bisa dijadikan untuk belajar menghitung," kata Ibu Diana sambil memperagakan bagaiaman kalung yang terpasang digunakan untuk menghitung--seperti menggunakan sempoa.

Selain itu, buku besar yang biasa ada di perkantoran, yaitu bandex disulap menjadi buku bergambar. Surat-surat yang biasanya tersimpan, diganti dengan lembaran cerita yang terbuat dari karton dan ditempel gambar-gambar menarik. Hingga jadilah buku bergambar yang bisa  jadi media belajar anak-anak mengenal huruf.

"Karton di tengah kita tempelkan lakban. Anak-anak bisa menulis atau menggambar. Setelah selesai masi bisa dihapus lagi. Ini bandex setiap anak mendapatkan satu. Anak-anak senang mendapatkannya," kata Ibu Diana.

Buku cerita yang terbuat dari bekas bandex
Buku cerita yang terbuat dari bekas bandex

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun