Mohon tunggu...
Mang Pram
Mang Pram Mohon Tunggu... Freelancer - Rahmatullah Safrai

Penikmat kopi di ruang sepi penuh buku || Humas || Penulis Skenario Film || Badan Otonom Media Center DPD KNPI Kota Cilegon

Selanjutnya

Tutup

Trip

Jalan-jalan Simpel di Semarang

7 November 2019   19:51 Diperbarui: 7 November 2019   19:57 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya benar-benar ingin marah di tengah keramaian. Di Bandara International Ahmad Yani Semarang siang itu, ingin rasanya memaki keteledoran yang saya perbuat. 

Dua tiket pesawat menuju Jakarta hangus begitu saja karena keterlambatan datang ke bendara. Pesawat plat merah yang dibeli sebulan lalu itu memang tidak bisa terkejar, kami sampai bandara 5 menit setelah pesawat mengudara.

"Ya, gimana lagi, Bang," kata temenku yang memasang wajah tanpa kepanikan. Tidak seperti saya yang sudah meringis meratapi tiket yang hangus, artinya harus membeli tiket baru. Pembelian tiket pesawat di hari keberangkatan tentu dibandrol harga sangat mahal. Apalagi saat hari Senin  di akhir bulan.

Saya menarik nafas. Mencoba mengatur emosi. Menyadari ini semua karena kesalahanku.

"Saya mintak maaf, ya, Mif," lirih penyesalanku kepada Miftah. Lelaki 5 tahun lebih muda dari usiaku itu hanya mengangguk.

Semalam saya sangat menikamati pertunjukan kesenian wayang kulit hingga dini hari. Hiburan yang digelar untuk memeriahkan acara pesta pernikahan sahabat baikku. Setelah pertunjukan selesai, saya tidak langsung masuk kamar. Justru saya berbaur dengan pemuda setempat yang membantu membereskan sisa-sisa pesta. Barulah setelah salat subuh bisa tidur.

Pukul 08.30 WIB terbangun. Jika mengukur waktu penerbangan sudah dipastikan terlambat. Miftah yang tidur lebih awal juga masi pulas. Ah, wajar saja kami tidur pulas karena merasakan lelah yang luar biasa. 2 hari kami bekerja sebagai fotografer pesta pernikahan.

"Besok pagi saya harus meeting untuk produksi film baru," kataku. Sejenak melihat Miftah yang duduk di sebelahku. Saya menarik nafas lebih dalam untuk menekan emosi. Makin kesel ketika Miftah asik dengan gawainya.

"Kamu dengar saya ngomong apa?" Miftah menjawab dengan mengangguk. Tanpa berkata, apalagi menatapku. "Terus, bagimana?"

Saya mengajak Miftah karena butuh asisten untuk mengabadikan semua rangkaian pernikahan sahabat saya. Tentu saja ada beban tanggungjawab membelikannya tiket baru dan ribet.

"Besok pagi kita sudah sampai Jakarta. Masi ada waktu istirahat juga sebelum meeting," kata Miftah.

"Kok, bisa?"

"Bisalah. Saya sudah pesen tiket kereta api. Jam setengah sembilan malam kita berangkat, jam tiga pagi sudah sampai Jakarta. Cuma habis empat ratus ribu. Abang bisa tidur selama perjalanan," kata Miftah. Ia kemudian menunjukan bukti pemesanan tiket perjalanan kereta api.

"Bukannya uang di dompet kamu tinggal sedikiti?"

"Ya elah, Bang. Saya juga punya duit kali. Saya pake BCA Mobile. Tinggal pesen, terus bayar di hape," katanya lagi.

Tiket kereta sudah dibeli, masi ada waktu 8 jam di Semarang, kenapa Miftah tidak beli tiket yang waktu keberangkatannya lebih cepat?

"Mending kita jalan-jalan di Semarang. Tenang, Bang. Semua aman dan gak ribet," kata Miftah kemudian.

"Tenang gimana? Masi lama ini!"

"Saya ini generasi simpel, dengan aplikasi BCA mobile, dijamin semua dibikin simpel, alias menjadi generasi milenial cardless. Saya sudah isi saldo Gopay, jadi aman mau ke mana saja. Kalo laper bisa makan, bayarnya tinggal pake QR. Kalo nanti uang cash habis, masi bisa ambil uang dari ATM tanpa pakai kartu. Simpel kan, Bang?" kata Miftah mencoba meyakinkan.


Miftah memang generasi milenial yang memiliki aktifitas sangat sibuk. Di balik kesibukannya, sering mengalami kecopetan saat menggunakan transportasi umum. Pernah juga dompetnya hilang saat berolahraga di Kawasan Gelora Bung Karno, Senayan.

Saya merasakan was-was karena tahu, sejak dari Jakarta tempo hari, Miftah tidak membawa dompet. KTP hanya diselipkan di kantong kecil ransel. Sedangkan sejumlah uang terselip di jaketnya.

Ternyata dari kejadian yang dialaminya itu, BCA Mobile menjadi cara simpel menyimpan uang. Hanya dengan satu aplikasi bisa untuk segala keperluan. Saya penasaran, sampai-sampai brosing mencari informasi untuk memastikan kemudahan #GenerasiSimpel.  Benar saja, BCA Mobile sesimpel ini. Silahkan Klik.

"Kita nikmati saja liburan ini, Bang. Sudah jangan dipikirin lagi pesawat yang sudah pergi. Semarang itu banyak tempat wisata yang bagus buat kita jelajahi sembari hunting foto. Pokoknya kita dibuat simpel saja," kata Miftah yang membuatku merasa lebih legah.

Kami langsung memesan taksi online untuk mengantar ke Masjid Agung Jawa Tengah di jalan Gajah Raya, Sambirejo. Pilihan pertama karena menjelang Salat Dzuhur. Saya mencoba untuk ikhlas. Menikmati perjalanan di luar rencana. Semarang memiliki pesona wisata yang beragam. Wajib untuk dijelajahi keindahannya.

Setelah lensa kamera sudah banyak mengambil keindahan Masjid Agung Jawa Tengah  yang memiliki gaya arsitektur perpaduan antara Jawa, Timur Tengah dan Yunani itu, perjalanan berlanjut menuju Komplek Sam Po Kong di daerah Simongan, sebelah barat daya Kota Semarang.

Sekitar 1O menit kami sampai di tempat bersejarah, karena menjadi persinggahan dan pendaratan pertama seorang Laksamana Tiongkok yang bernama Zheng He, atau yang lebih kita kenal dengan sebutan Cheng Ho. Bangunan khas Cina berwarna merah dan aktifitas ibadah menjadi menarik untuk diabadikan oleh kamera kami.

Menjelang sore, kami sudah menyusuri Lawang Sewu. Di sini juga bisa menikmati eksotik bangunan yang sebenarnya terlihat seram. Jika sudah memegang kamera, rasa-rasanya sudah tidak kepikiran lagi dengan masalah yang dihadapi. Menjadi fotografer memeng harus bisa mengatur mood, agar tidak berpengaruh dengan hasil jepretan.

Hingga akhirnya kami yang sudah kelaparan memutuskan berjalan menuju Kawasan Simpang Lima. Namun sebelum menuju tempat kuliner, kami mampir ke ATM. Ajaibnya, tanpa kartu, mesin ATM bisa mengeluarkan sejumlah uang.

"Hanya dengan aplikasi BCA Mobile bisa mengambil uang ke ATM. Mantab, kan?" kata Miftah sambil terkekeh.

Saya hanya manggut-manggut dengan pelayanan sesimpel ini. Gila, seperti ini kah kemudahan generasi cardless BCA Mobile? Sampai-sampai memudahkan nasabah BCA melakukan berbagi transaksi di mana dan kapan saja.

Sambil menikmati sisa waktu keberangkatan kereta pukul 20.30 WIB,  kami memilih bersantai dan mengisi perut di warung Nasi Ayam Bu Wido. Seharian berkeliling membuat kalap saat makan. Satu porsi ayam bakar dengan sambal khas cabe rawit telah habis dilahap. Sementara Miftah memilih satu porsi opor ayam bumbu kuning. Harganya yang murah membuat kami menambah makanan lainnya.

"Nantilah saat ada waktu luang mau urus ke Bank. Biar bisa seperti kamu," kata saya yang menginginkan hidup sesimpel BCA Mobile.

"Ngapain ke bank? Gak usah ribet. Lebih simpel lagi, BCA bisa loh buat rekening secara online," bagi saya ini bank benar-benar memahami perkembangan jaman yang serba cepat. Siapa pun bisa menjadi generasi simpel.

img-20191107-wa0041-5dc40c8fd541df7eae4c3a84.jpg
img-20191107-wa0041-5dc40c8fd541df7eae4c3a84.jpg
Membuat rekening bank BCA juga sesimpel ini. Cukup unduh BCA Mobile di aplikasi Google Play android. Setelah terinstal tinggal pilih menu buka rekening.  Masukan foto KTP, NPWP, dan tandatangan di kertas putih. Buat kode akses untuk nantinya sebagai kunci masuk aplikasi BCA Mobile. Tambahkan email dan nomor telpon. Jawab pertannyaan peruntuhan dan pilih juga jenis tabungan. Klik setuju dengan syarat dan ketentuan. Tinggal menunggu konfirmasi dari petugas pelayanan melalui video call.

Perjalanan tanpa direncanakan ini lumayan seru. BCA Mobile juga membuat segala kebutuhan menjadi simpel. Besok-besok tidak bingung dan waswas lagi dengan keuangan. Apa pun keadaannya bisa diatasi dengan BCA Mobile.

Jalan-jalan simpel tanpa dibuat pusing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun