Mohon tunggu...
Kusnandar S.Pd
Kusnandar S.Pd Mohon Tunggu... Guru - Guru

Berusaha agar berarti

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Semarak Merdeka Belajar dengan Membumikan Pembelajaran Berdiferensiasi

4 Mei 2023   23:18 Diperbarui: 4 Mei 2023   23:48 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu episode Merdeka Belajar adalah Program Guru Penggerak, yaitu Merdeka Belajar Episode 5. Penulis berpartisipasi pada Program Guru Penggerak (PGP) sebagai Calon Guru Penggerak (CGP) angkatan 6. Salah satu motivasi penulis mengikuti PGP adalah tertarik dengan pembelajaran berdiferensiasi. Bahkan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan pada tahun 2022 mengadakan lomba yang fokus pada pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi ini. Penulis penasaran, apa karakteristik pembelajaran berdiferensiasi ini? Bagaimana penerapan pembelajaran berdiferensiasi?

Pembelajaran berdiferensiasi menjadi salah satu sub modul pada PGP. Tepatnya submodul 2.1 tentang Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid. Pada pembelajaran berdiferensiasi, bukan berarti guru memberikan sejumlah aktivitas pembelajaran yang berbeda untuk setiap murid pada suatu kelas. Namun guru dapat memberikan alternatif aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan oleh murid sesuai kebutuhan belajar murid tersebut. Hal ini sesuai dengan karakteristik pembelajaran berdiferensiasi, di antaranya (1) bagaimana guru menanggapi kebutuhan belajar murid, (2) bagaimana guru menciptakan lingkungan belajar murid, (3) manajemen kelas yang efektif, dan (4) penilaian berkelanjutan melalui penilaian formatif dan penilaian sumatif.

 

Asesmen Diagnosis

Kebutuhan belajar murid perlu diketahui guru terlebih dahulu. Untuk mengetahui kebutuhan belajar tersebut, guru dapat memberikan asesmen diagnosis. Asesmen diagnosis dapat berupa asesmen diagnosis kognitif maupun nonkognitif. Asesmen diagnosis nonkognitif dapat diarahkan untuk mengetahui minat belajar, kesiapan belajar, maupun profil belajar murid misalnya gaya belajar. Hasil asesmen diagnosis nonkognitif ini dapat dijadikan informasi secara umum sebelum melaksanakan pembelajaran, tidak harus diberikan pada setiap capaian pembelajaran atau kompetensi dasar. Guru dapat memperoleh informasi terkait minat belajar murid, misal jenis mata pelajaran, aktivitas belajar. Informasi kesiapan belajar dapat meliputi perangkat teknologi yang dimiliki murid, akses internet, kendaraan bermotor, sumber belajar, maupun hal lain yang mendukung belajar murid. Informasi ini diperlukan berkaitan dengan rencana aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan guru untuk memfasilitasi belajar murid sesuai tujuan pembelajaran dengan memberikan pengalaman belajar yang menantang secara tepat. Selain itu, profil belajar murid misalnya gaya belajar murid juga perlu diketahui. Hal ini untuk mendukung aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh murid. Apabila murid melakukan aktivitas belajar sesuai dengan kecenderungan gaya belajarnya, tentu akan memberikan dampak positif terhadap hasil belajar murid. Selain itu, pembelajaran yang memperhatikan profil belajar murid ini akan memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara alami dan efisien.

Asesmen diagnosis ini dapat disesuaikan dengan kondisi sekolah maupun kelas. Asesmen diagnosis dapat dibuat dengan memanfaatkan Google Forms, lalu membagikan tautannya melalui grup WhatsApp, sehingga tanggapan murid akan otomatis terekam pada Goolge Spreadsheet. Kelancaran jaringan dan akses internet menjadi pendukung asesmen diagnosis ini. Asesmen diagnosis dapat diarahkan untuk mengetahui kesiapan murid terhadap pembelajaran yang akan dilaksanakan, misalnya pembelajaran berbasis proyek bernuansa etnomatematika. Asesmen diagnosis ini menjadi pedoman juga dalam melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi. Asesmen diagnosis yang dibuat penulis dapat diakses di sini.

 

Pembelajaran Berdiferensiasi

Pembelajaran berdiferensiasi mencakup 3 strategi, yaitu diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk. Strategi ini dapat dilaksanakan secara bersamaan ataupun terpisah dalam satu pelaksanaan pembelajaran.

  • Diferensiasi konten

Konten adalah apa yang diajarkan kepada murid-murid. Konten dapat dibedakan sebagai tanggapan terhadap kesiapan, minat, atau profil belajar murid yang berbeda, atau kombinasi unsur tersebut. Informasi atau ide harus disesuaikan dengan kondisi murid. Konten dapat disesuaikan dengan kesiapan belajar murid, apakah murid berada pada kondisi yang bersifat mendasar atau transformatif, konkret atau abstrak, sederhana atau kompleks, terstruktur atau terbuka, tergantung atau mandiri, lambat atau cepat. Konten juga dapat didasarkan pada minat belajar murid, hal-hal yang disukai murid. Diferensiasi konten berdasar profil belajar murid dapat disesuaikan sesuai gaya belajar murid, misalnya murid dengan gaya belajar visual dapat diberikan konten/materi dalam bentuk gambar, murid dengan gaya belajar auditori dapat diberikan konten/materi dalam bentuk audio. Strategi diferensiasi konten ini dilakukan dengan menyediakan sumber belajar bagi murid berupa diktat dan video pembelajaran. Sumber belajar yang disusun penulis dapat diakses melalui Google Sites di sini.

  • Diferensiasi proses

Proses mengacu pada bagaimana murid akan memahami atau memaknai apa informasi atau materi yang dipelajari. Informasi dari asesmen diagnosis dapat dijadikan data bagi guru untuk menentukan proses pembelajaran yang perlu disiapkan, bagaimana memenuhi kebutuhan belajar murid, jenis aktivitas murid (mandiri atau kelompok), bantuan (scaffolding) yang perlu disiapkan untuk membantu belajar murid.

Ada beberapa cara melakukan diferensiasi proses, di antaranya yaitu (1) kegiatan berjenjang, murid bekerja dengan keterampilan yang sama tetapi dengan dukungan yang berbeda, (2) pertanyaan pemandu atau tantangan di sudut-sudut minat, (3) membuat agenda individual untuk murid, (4) memvariasikan lama waktu untuk menyelesaikan tugas, (5) mengembangkan kegiatan bervariasi yang mengakomodasi beragam gaya belajar, dan (6) menggunakan pengelompokan yang fleksibel sesuai kemampuan dan minat.

Diferensiasi proses dilakukan dengan memberikan bantuan (scaffolding) pada pembelajaran. Bantuan diberikan kepada murid atau kelompok yang memerlukan. Diferensiasi proses yang telah dilakukan penulis dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada murid untuk mengakses lembar kerja digital dengan memanfaatkan GeoGebra melalui smartphone atau komputer yang tersedia di laboratorium komputer. Pembelajaran dilakukan di laboratorium komputer untuk mengantisipasi kendala jaringan internet maupun perangkat teknologi.

  • Diferensiasi produk

Produk adalah hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukkan murid. Produk merupakan sesuatu yang tangible (ada wujudnya). Produk mencerminkan pemahaman murid dan berhubungan dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Penugasan produk harus membantu murid secara individu atau dalam kelompok.

Diferensiasi produk dapat dilakukan dengan cara: (1) memberikan tantangan dan keragaman/variasi, (2) memberikan murid pilihan bagaimana mengekspresikan pembelajaran yang diinginkan, atau (3) ekspektasi pada murid: kualitas pekerjaan, konten yang harus ada dalam produk, bagaimana harus dikerjakan, apa sifat dari produk akhir yang dihasilkan.

Diferensiasi produk penulis lakukan dengan memberikan penugasan kepada setiap kelompok untuk mengunjungi tempat/destinasi bernilai budaya dengan menerapkan materi pelajaran matematika (etnomatematika). Setiap kelompok membuat ulasan laporan yang dinyatakan dalam bentuk infografis, poster, video, atau media lainnya sesuai kemampuan tiap kelompok. Hasil diferensiasi produk yang telah dibuat oleh murid dapat diakses di sini.

Selain karakteristik pembelajaran berdiferensiasi sendiri, pembelajaran berdiferensiasi ini akan berhasil karena bersifat proaktif, berakar pada penilaian, berpusat pada murid, serta menggunakan beberapa pendekatan terhadap konten, proses, dan produk. Guru yang dapat melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi dengan karakteristik tersebut, tentu akan dapat memfasilitasi belajar murid dengan baik sehingga murid dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Contoh pembelajaran berdiferensiasi dapat dilihat pada kanal Youtube Naramatika Channel di sini.

 

Membumikan Pembelajaran Berdiferensiasi

Membumikan pembelajaran berdiferensi dapat dilakukan melalui beberapa aktivitas berikut.

  • Konsisten memfasilitasi pembelajaran berdiferensiasi

Seorang guru harus senantiasa menerapkan pembelajaran berdiferensiasi pada pembelajaran yang dilakukan. Guru harus membuat perencanaan pembelajaran berdiferensiasi pada setiap kompetensi, kemudian melakukan refleksi atas pelaksanaannya. Refleksi ini dapat dijadikan sebagai bahan perbaikan pelaksanaan pada kompetensi berikutnya maupun kompetensi tersebut pada tahun pelajaran berikutnya. Memang pada awal penerapan pembelajaran berdiferensiasi masih banyak kekurangan, tetapi keyakinan dan persiapan yang matang akan memperlancar penerapannya.

  • Berbagi praktik baik

Pengalaman guru dalam melaksanakan pembelajaran berdiferensi perlu diimbaskan kepada rekan sesama guru. Pengimbasan ini juga dapat dijadikan sebagai suatu bentuk refleksi pelaksanaan pembelajaran. Guru dapat membagikan praktik baik fasilitasi pembelajaran berdiferensiasi. Berbagi praktik baik dapat dilakukan dengan membagikan rencana pelaksanaan pembelajaran atau modul ajar agar dapat menjadi referensi rekan sesama guru. Dapat juga dilakukan dengan meminta rekan guru untuk mengamati pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi secara langsung atau pun melalui rekaman apabila direkam. Hasil pengamatan dapat didiskusikan lebih lanjut untuk mendapatkan umpan balik maupun memberikan gambaran pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi.

  • Supervisi akademik dengan pendekatan coaching

Setelah berbagi praktik baik, rekan guru dapat membuat rencana pelaksanaan pembelajaran atau modul ajar yang memuat pembelajaran berdiferensiasi. Selanjutnya rekan guru tersebut mulai menerapkan pembelajaran berdiferensiasi berdasar rencana tersebut. Guru mendampingi penerapan pembelajaran berdiferensiasi yang dilakukan rekan guru tersebut. Dalam hal ini, guru dapat melakukan supervisi akademik dengan pendekatan coaching. Guru melakukan praobservasi, observasi, hingga pascaobservasi terhadap rekan guru yang menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Contoh supervisi akademik dapat dilihat di sini.

Apabila ketiga aktivitas tersebut sudah dilakukan oleh guru di suatu sekolah, pembelajaran berdiferensiasi akan menjadi kebiasaan. Dengan demikian, murid dapat belajar sesuai dengan kodratnya sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran. Guru yang telah mengikuti Program Guru Penggerak diharapkan menjadi aktor dalam membumikan pembelajaran berdiferensiasi. Membumikan pembelajaran berdiferensiasi sebagai bentuk sumbangsih Semarak Merdeka Belajar.

Kenapa perlu membumikan pembelajaran berdiferensiasi? Di samping karakteristik dan keunggulan pembelajaran berdiferensiasi itu sendiri, murid yang belajar pada situasi pembelajaran yang sesuai akan dapat membantu mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Murid akan menikmati proses belajar yang dijalani. Pembelajaran berdiferensiasi ini juga sebagai upaya memfasilitasi murid dalam memiliki karakteristik profil pelajar Pancasila. Selain itu, pembelajaran berdiferensiasi juga menerapkan pembelajaran yang berpusat pada murid agar murid dapat mencapai kebahagiaan dengan memanfaatkan aset-aset yang ada di lingkungan belajar.

Semangat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun