Sudut bangunan dibuat melengkung, sedikit di bawah, dinding depan dan samping mundur untuk memberi tempat sebentuk kubus berproses menjadi silinder yang membesar di bagian atas. Ini bisa dimaknai sebagai atau melambangkan proses pendidikan. Dari tidak tahu menjadi pintar, dari tidak mengerti menjadi cerdas, dari jahiliyah menjadi bijak. Dinding samping yang mundur dan dinding depan yang mengecil ke bawah, menciptakan bentuk segi tiga tidak selesai sebagai latar porses menjadi silinder tadi. Dengan begitu, kesan bentuk dasar kotak gedung ini berkurang. Sementara di tepi kanan, bagian tepi dinding dibuat melengkung tipis seperti ujung sehelai kertas yang dari bagian sisi kanan tampak seperti sirip.
Pada bagian bawah sudut silinder itu terdapat tiga kanopi miring dengan bentuk seperti rangka sayap pesawat terbang. Penanda pintu masuk utama. Sayap dengan posisi miring, bisa diibaratkan pesawat yang siap terbang, sedang jumlah tiga bisa dihubungkan ke jumlah fungsi perguruan tinggi yang disebut Tridarma: Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat. Memberi makna pada warna biru bersetrip putih yang membungkus gedung itu bisa apa saja: menunjukkan jenjang, proses tumbuh, rindu, keabadian, atau -kalau mau- langit berhias awan, tempat yang menunjuk atas, cita-cita atau kemajuan. Seperti mengabadikan ucapan Bung Karno dahulu, "Gantungkan cita-citamu setinggi langit." Barangkali pengolahan bentuk sudut ini dalam upaya memvisualisasikan visi dan misi dikti ke dalam bangunannya. Semoga!
Jamaludin Wiartakusumah
Dosen Desain Itenas Bandung
--
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H