Kami bukan kucing kurap! setelah kau siram air panas, lalu aku jilati lagi kakimu karna kau berikan sepotong ikan asin!
Kami bukan budak nafsu mu yang melayanimu setiap kau birahi, lalu kau tidur pulas disampingku dan aku selimuti badanmu!
Kami bukan durjana laknat yang tetap membunuhi saudara kami di tanah sendiri, lalu dimandikan tsunami!
Kami bukan orang pikun yang lupa dengan janji-janji manis kampanyemu! Kami menguap, muntah!
BUKAN! ITU BUKAN KAMI!
Kami adalah pekerja keras yang minta kesejehteraan yang sederhana.
Kami adalah pedagang kecil di pasar pagi yang menjual sayur cabai untuk membiayai baju lorengmu itu.
Kami adalah rakyat lemah yang cuma punya setapak impian di rumah kecil kami.
Jadi...
Berhentilah menyakiti kami
Berhentilah berjanji palsu kepada kami
Berhentilah menuruti nafsumu untuk perdaya kami
Berhentilah sekarang
cukuplah tsunami mengingatkan kita pada dosa-dosa kita sendiri
cukuplah sinetron yang membuai kami pada kepalsuan hidup
cukuplah
*foto: koran-jakata.com
-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H