Mohon tunggu...
Roni Ramlan
Roni Ramlan Mohon Tunggu... Freelancer, Guru - Pembelajar bahasa kehidupan

Pemilik nama pena Dewar alhafiz ini adalah perantau di tanah orang. Silakan nikmati pula coretannya di https://dewaralhafiz.blogspot.com dan https://artikula.id/dewar/enam-hal-yang-tidak-harus-diumbar-di-media-sosial/.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Agenda Out Class Perdana di Lumbung Tumpang

9 Januari 2023   08:12 Diperbarui: 9 Januari 2023   08:20 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto santri memegang hasil gambarnya)

Kurang lebih beberapa kali pertemuan dalam satu bulan dewan asatidz merumuskan bagaimana teknis pelaksanaan kegiatan agenda out class dapat terealisasi. Sebagai puncaknya dewan asatidz melakukan komunikasi dua arah; konfirmasi dan koordinasi untuk meninjau bagaimana tanggapan yang diberikan oleh ketua yayasan dan pihak wali santri terkait usulan untuk mengadakan agenda out class. 

Tentu saja, tidak sekadar berkutat pada masalah tanggapan melainkan juga mematangkan persiapan sekaligus menuntaskan perlengkapan yang dibutuhkan selama agenda kegiatan out class di lapangan. Komunikasi secara intensif dilakukan oleh Mas Zakaria dan Mbak Febri, selaku ketua dan sekretaris lembaga. Sedang saya dan teman-teman yang lain fokus mematangkan pernak-pernik acara yang harus ditata.

Seminggu kemudian hari H tiba. Minggu, 14 Mei 2019 adalah tanggal perdana agenda out class dilaksanakan. Agenda out class perdana ini dihelat di destinasi wisata alam, Lumbung Tumpang. Seingat saya, kala itu musala Baitussalam sebagai titik tolak pemberangkatan. Di pelataran musala Baitussalam tampak dua mobil kijang pribadi wali santri terparkir. Sedangkan dua mobil lainnya terparkir di seberang jalan raya. Partisipan out class (santri, wali santri dan dewan asatidz) dengan sabar saling menunggu kelengkapan personil.

Dewan asatidz selaku panitia pelaksana acara pun tidak lepas dari bersibuk ria. Selain menajaga komunikasi dua arah, panitia juga sibuk melakukan absensi dan menghitung perlengkapan yang dibutuhkan dan dipastikan sudah dibawa. Mulanya pihak panitia berpikir "ngotot dan legowo" akan mengendarai sepeda motor untuk menuju lokasi jika mobil yang tersedia dinyatakan penuh. Akan tetapi takdir menuntun kami untuk bernafas lega, karena ternyata Pak Imron (selaku ketua yayasan Spirit Dakwah Indonesia Tulungagung) mengikuti acara dengan mengendarai mobil kijang pribadinya. Sehingga beliau menginstruksikan dewan asatidz untuk bergabung dengan dua putra kembarnya di kursi belakang.

Setelah personil lengkap, lantas rombongan partisipan out class dibagi menjadi 5 mobil. 5 Mobil kijang lgx lebih tepatnya. Dengan rincian, 4 mobil kijang pribadi wali santri diisi oleh santri dan wali santri sedangkan 1 mobil kijang pribadi milik Pak Imron mengangkut dua putra kembarnya dan dewan asatidz. Sebelum berangkat, dewan asatidz memastikan seluruh partisipan telah benar-benar terangkut. Tak hanya itu, bahkan untuk meminimalisir adanya personil yang ketinggalan, sempat pula kami membuat qola-qola (pengumuman) di dalam grup WhatsApp wali santri.

Setelah kurang lebih 40 menit menempuh perjalanan akhirnya kami sampai di Lumbung Tumpang. Kelima mobil diparkir berdampingan tepat di pintu masuk destinasi. Kebetulan di sana tidak ada tukang parkir ataupun penjaga (pengelola) wisata, sehingga kami pun masuk secara gratis. Tidak tarif penyewaan lokasi untuk perhelatan acara out class perdana ini.

Semua partisipan mulai memasuki hutan yang dipenuhi pohon Pinus. Di pintu gerbang tampak kata sambutan yang tergantung, "Selamat datang di wisata alam Lumbung Tumpang". Sedangkan di beberapa pohon Pinus kami menemukan ayunan yang sengaja dibuat dan disediakan oleh pihak pengelola. Sepanjang langkah menuju pusat (jantung dari destinasi wisata) Lumbung Tumpang mata kami dimanjakan dengan hidangan keasrian dan kesejukan lingkungan yang terhampar di sana. Mungkin demikian kesan pertama yang kami tangkap dari Lumbung Tumpang.

Akhirnya kami pun berusaha menggelar terpal yang berukuran cukup lebar di pusat destinasi sebagai alas. Lantas, persis di atas terpal itu beberapa tikar kami gelar. Sound sistem sebagai pengeras suara dan sumber informasi kami tata sedemikian rupa. Meski demikian, tempat duduk santri, wali santri dan dewan asatidz kami tata sedikit tersekat dengan jarak. Hal itu sengaja kami lakukan untuk mempermudah proses inti dari dihelatnya out class.

Setelah perlengkapan dan tempat tertata sedemikian rupa kami pun mulai membuka acara out class. Salam dan pelafalan surah Al Fatihah kami panjatkan sebagai pembuka. Lantas disambung dengan melakukan pemanasan yang dipimpin oleh beberapa orang panitia. Pemanasan selesai, santri dipersilakan duduk di tempat masing-masing sekaligus diinstruksikan mempersiapkan seluruh perlengkapan untuk mewarnai gambar. Meja lipat dan crayon sudah tersedia di hadapan masing-masing santri. Sementara gambar yang sebelumnya telah dipersiapkan dibagikan oleh pihak panitia.

Tak lama dari itu semua santri sibuk mewarnai gambar masing-masing sedang dewan asatidz sibuk menata konsumsi yang ada. Satu-dua panitia bertugas mendokumentasikan acara. Di sudut lain tampak dua aktivitas yang dilakukan wali santri: Gayeng memintal obrolan tentang satu tema dan menyicipi hidangan yang mereka bawa. Secara pribadi saya melihat acara out class perdana ini berhasil mengakrabkan sekaligus mempererat tali silaturahmi di antara wali santri. Pak Imron dan beberapa wali santri laki-laki turut luput dalam obrolan hangat sembari mengawasi kedua putranya yang menikmati suasana.

Kisaran 40 menit berlalu akhirnya semua santri selesai mewarnai gambarnya. Tak ketinggalan, sebagai dokumentasi acara, semua santri dikondisikan sedemikian rupa untuk berfoto sembari mengangkat tinggi karya gambarnya. Beberapa pose foto bersama berhasil diambil dan diabadikan. Sesi foto berakhir, semua santri diinstruksikan untuk kembali merapikan perlengkapan miliknya. Panitia pun sibuk membagikan konsumsi makanan berat. Masing-masing santri mendapatkan satu kotak nasi dan air mineral kemasan gelas.

Mas Zakaria menata pola duduk santri supaya rapi. Lantas ia memimpin do'a sebelum makan. Semua elemen partisipan acara out class yang hadir pun turut menyantap hidangan ala kadarnya bersama-sama. Perasaan nikmat tampak terpancar di wajah mereka. Hal itu tergambar jelas dari lahapnya makan dan makanan tanpa sisa. Ohya, setelah sesi makan berakhir sempat pula wali santri memberikan jajanan pasar (makanan ringan; camilan) kepada dewan asatidz.

Sebagai bukti orang yang berakal dan berakhlak terhadap lingkungan, semua sampah bekas konsumsi kami dijadikan satu. Rasa-rasanya tidaklah elok dan pantas jika kami memanfaatkan sekaligus menikmati suguhan karya alam semesta akan tetapi kami mencederainya dengan tumpukan sampah. Tentu itu bukanlah akhlak mulia dan terpuji dari orang yang beriman. Dalam proses ini kami (seluruh elemen yang ada) bahu-membahu memunguti sampah.

Selepas itu, semua santri dipersilakan untuk jalan-jalan untuk menikmati suguhan karya alam yang ada. Tampak, santri menyusuri bagian demi bagian destinasi secara bergerombol. Sebagian ada yang menjajal ayunan dan ada pula yang memilih berpose memainkan gaway pribadinya. Keindahan alam sekitar yang tersuguh memang sangat sayang jika diabaikan dan dinafikan begitu saja.

Tiga puluh menit kemudian kami mengumumkan kepada seluruh santri bahwa waktu menikmati suguhan karya alam selesai. Semua santri harus kembali ke tempat semula untuk kepentingan menutup acara. Surah Al Fatihah kami rapal sebagai penutup agenda out class. Tikar dan terpal pun kembali digulung. Sementara sound sistem kembali diusung ke dalam bagasi mobil.

Sebagai kenang-kenangan rekam jejak menginjakkan kaki di Lumbung Tumpang, tak lupa seluruh partisipan berfoto bersama di depan gerbang yang terbuat dari bambu dan beratapkan alang-alang. Kebetulan kala itu yang menjadi fotografer adalah salah satu putra Pak Imron. Dengan jari-jemari mungilnya ia mengabdikan ujung tanduk momentum kebersamaan agenda out class perdana.

(Foto partisipan dalam agenda out class perdana di Lumbung Tumpang)
(Foto partisipan dalam agenda out class perdana di Lumbung Tumpang)

Tulungagung, 09 Januari 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun