Begitupun penuntut ilmu, mungkin di hadapannya akan banyak rintangan yang menghalaunya dan terkadang membuatnya putus asa, akan tetapi jangan sampai yang demikian menjadikannya pantang arah dalam mewujudkan niat dan tekad kebaikannya.Â
Bukankah dalam surat Al Insyirah Allah SWT telah mengingatkan umatnya, bahwa setelah kesulitan terdapat kemudahan. Di balik kemusykilan suatu persoalan senantiasa tersodor jalan keluar terbaik yang mencerahkan.Â
Begitupun posisi penuntut ilmu, jika sebelumnya ia akan mengalami kegelapan, kekacaubalauan dan gelisah tatkala menatap setumpuk masalah dalam hidup, maka dengan ilmu yang mempelajari dan dipahami ia akan menjadi lentera penerang jalan menuju kebenaran yang membuatnya hidupnya sakinah.
Berlambar pada pandangan itu pula maka selaiknya seorang pelajar meluruskan niatnya dalam menuntut ilmu sehingga rasa ikhlas duduk (bersemayam kuat) di dalam hatinya. Tanpa upaya itu, bisa jadi niatnya akan goyah dan terkoyak oleh segala hal khas yang berbau hawa nafsunya. Alhasil, seluruh amal perbuatannya akan sia-sia belaka.Â
Jangan sampai terhujam di dalam hati seorang penuntut ilmu tatkala berangkat ke sekolah sekadar untuk bermain, hiha hihi (ngobrol ngalor-ngidul dengan teman) dan semata-mata mendapatkan uang saku untuk jajan di kantin ketika waktu istirahat tiba. Terlebih-lebih berangkat ke sekolah hanya untuk asyik bermain lato-lato. Permainan yang booming akhir-akhir ini.
Tentunya seorang penuntut ilmu telah dzolim sekaligus mencederai peran dan status "pelajar" jika kemudian ia tidak menempatkan sesuatu hal tidak sesuai dengan tujuan pokok dan fungsi dari lembaga pendidikan yang menuntutnya untuk fokus menengguk ilmu.Â
Sebagai pamungkas, ustadzah Balqis membakar semangat seluruh peserta apel pagi dengan memekikkan sepenggal dua penggal kalimat motivasi belajar. Tidak ketinggalan, beliau memberikan peringatan kepada seluruh siswa-siswi bahwa siapa pun yang kedapatan membawa dan memainkan lato-lato ataupun permainan lainnya di lingkungan sekitar sekolah maka akan permainannya dirampas dan ia mendapatkan sanksi.Â
Bukankah menjadi siswa-siswi yang disiplin dan bertanggung jawab itu lebih baik? Oleh karena itu mari menjadi pembelajar sejati yang beretika, merawat kesadaran dan kerapkali membelalakkan kedua mata.Â
Tulungagung, 02 Januari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H