Mohon tunggu...
Roni Ramlan
Roni Ramlan Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sejati, penulis dan pegiat literasi

Pemilik nama pena Dewar alhafiz ini adalah perantau di tanah orang. Silakan nikmati pula coretannya di https://dewaralhafiz.blogspot.com dan https://artikula.id/dewar/enam-hal-yang-tidak-harus-diumbar-di-media-sosial/.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Profesor Jery Ronggo Sang Maestro Adicara

31 Desember 2022   21:12 Diperbarui: 31 Desember 2022   21:42 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akan tetapi kelumrahan itu menjadi sesuatu hal yang mahal manakala beliau dimutasi ke fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan menjadi ketua jurusan Tadris Bahasa Indonesia. Pernah satu ketika tatkala beliau masih menjabat sebagai Kaprodi TBIN--namun belum dikukuhkan sebagai guru besar-- tidak sengaja saya bertemu dengannya. Beliau sedang duduk di meja kerjanya.

Kebetulan kala itu saya ada keperluan tertentu dengan salah seorang dosen homebase di sana. Akan tetapi mengetahui kehadiran Prof. Jery di sana, lantas saya menghadap dan bersalaman dengan beliau terlebih dahulu. Sepatah dua patah kalimat kerinduan sempat tertumpahkan kala itu. Bahkan beliau masih saja mengingat nama saya yang sudah menginjak masa-masa transisi kelulusan S1 saat itu. 

Namun itu bukan pertemuan terakhir saya dengan beliau, sebab setelah itu, tepatnya dua tahun kemudian (2019), secara tidak sengaja saya dipertemukan dengan beliau dalam satu forum konferensi filsafat Islam internasional yang digarap oleh Pascasarjana UIN SATU Tulungagung. Dalam forum itu tampak beliau mendampingi dua orang mahasiswi jurusan TBIN untuk mempresentasikan paper yang mengusung tema feminisme dalam populasi lagu pop.

Lucunya, dalam forum itu pula beliau sempat memberikan sindiran telak kepada kelompok saya. Karena memang pada sesi presentasi paper kala itu kelompok saya tampil sedikit lebih lama daripada yang lainnya. "Enggak apa-apa kok lama. Memang presentasi kelompok kamu yang menjadi inti dari acara ini", seloroh beliau dengan nada guyon. Kelompok saya pun menimpalinya dengan tawa kecil yang tersungging di bibir. 

Kini sang maestro adicara itu telah kembali ke haribaan-Nya. Pengetahuan sang linguis kembali bersatu pada pencipta makna hakikat kata yang tiada dua. Keberanian dalam berkarya dan jasa yang telah ditorehkan semasa hidupnya semoga menjadi lentera penerang menuju tempat pengembalian terbaik di sisi-Nya. Aminn. 

Tertanda, bingkisan kecil dari muridmu yang tak pernah dewasa dalam memahami bahasa dan meracik kata.

Ciamis-Tulungagung, 31 Desember 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun