Mohon tunggu...
Roni Ramlan
Roni Ramlan Mohon Tunggu... Freelancer, Guru - Pembelajar bahasa kehidupan

Pemilik nama pena Dewar alhafiz ini adalah perantau di tanah orang. Silakan nikmati pula coretannya di https://dewaralhafiz.blogspot.com dan https://artikula.id/dewar/enam-hal-yang-tidak-harus-diumbar-di-media-sosial/.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Profesor Jery Ronggo Sang Maestro Adicara

31 Desember 2022   21:12 Diperbarui: 31 Desember 2022   21:42 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Usaha itu tidak sia-sia. Tepat di tahun 2014 saya berhasil membuat blog pribadi meski masih sangat sederhana. www.dewaralhafiz.blogspot.com adalah blog pribadi saya. Blog pribadi yang lahir dari rahim motivasi dua guru utama: Prof. Jerry Ronggo dan Prof. Ngainun Naim. Selanjutnya blog sederhana itu jatuh bangun saya kelola. Tak jarang blog itu saya gunakan untuk menuntaskan tugas perkuliahan dengan genre kepenulisan, review materi, tempat curhat dan lain sebagainya. Blog pribadi itu aktif hingga kini meski penghuni tetapnya adalah jaring laba-laba. Silakan berkunjung.

Sang Maestro Adicara

Kepiawaiannya dalam menata kata mengantarkan beliau pada bejibun amanah untuk menjadi penata acara. Istilah lain yang familiar kita dengar sebagai pembawa acara, pemangku acara, master of ceremony (MC) atau dalam bahasa Jawa disebut dengan adicara. Karena keberanian mengambil amanah penting itu pula yang menjadi alasan mengapa beliau populer sebagai MC handal dan profesional. 

Rentetan pengalaman personalitas menjadi pemangku acara dalam berbagai macam event--baik di kampus ataupun di lingkungan sosial masyarakat misalnya acara khitanan, pernikahan, tasyakuran, seminar, pelatihan dan lain sebagainya--itu tak jarang diceritakan beliau kepada kami  dalam upaya merenyahkan penyampaian materi. Selingan refleksi kehidupan, humor dan pengalaman personal ini tentu saja penting untuk menghidupkan suasana, menarik perhatian dan fokus selama perkuliahan dihelat.

Tidak sekadar berbagi pengalaman unik, lucu dan menandaskan butiran hikmah yang harus kami teguk akan tetapi beliau juga menjabarkan poin-poin penting yang harus diperhatikan dan dimiliki oleh seseorang yang diamanahi tugas sebagai pemangku acara. Tak jarang beliau berbagi tips, cara dan trik dalam mengelola bahasa: Pronomina, diksi, konjungsi dan lainnya; gestur, mimik dan bagaimana membangun kedekatan hubungan emosional dengan audiensi acara. 

Dalam konteks penyelipan atau membubuhkan humor misalnya. Seorang pemangku acara khitanan tentu saja tidak dan kurang relevansi jika kemudian menyuguhkan kalimat humoris yang berlaku khusus dalam acara pernikahan. Begitupun sebalik dan seterusnya. Penyelipan atau membubuhkan kalimat humoris yang sesuai konsep dan konteks acara menjadi salah satu pijakan dasar yang harus disadari betul oleh pendapuk adicara.

Pertemuan dan Keakraban 

Dalam konteks perkuliahan, beliau dikenal sebagai dosen friendly dan humble meski kemudian titel itu tidak menyurutkan ketegasan dan sikap kritis yang beliau miliki.  Contoh satu kasus sikap friendly yang tersemat dalam diri beliau adalah tatkala dalam sesi perhelatan perkuliahan tak jarang beliau menyebutkan satu nama mahasiswa yang beliau kenal. 

Lantas nama mahasiswa tersebut dijadikan sebagai contoh, proyeksi ataupun analogi  yang beririsan dengan materi yang sedang dipelajari. Intensitas pencutatan nama itu kian lantang dikumandangkan manakala mahasiswa yang bersangkutan terindikasikan dekat, kenal dan menonjol di dalam kelas. Terlebih-lebih melakukan satu pelanggaran terhadap kontrak perkuliahan yang telah disepakati. 

Sikap keakraban itu bahkan kerapkali timbul di dalam dan luar sesi perkuliahan. Selain kerap mencutat nama untuk dijadikan modeling, beliau juga terkadang kerap bernegosiasi dengan mahasiswa yang terlambat datang dan mengulik latar belakang mahasiswa tertentu. Upaya negosiatif, interogatif dan mengulik latar belakang tersebut mengkonstruksi relasi emosional yang menjadikan keakraban melintasi ruang dan waktu sebagai postulat. 

Saya pribadi tatkala berstatus sebagai mahasiswa di kampus peradaban, adab dan  dakwah di beberapa kesempatan kerapkali bertemu beliau. Intensitas interaksi sosial itu kian gencar dilakukan pada masa-masa S1. Utamanya tatkala beliau menjadi dosen pengampu mata kuliah, menjabat sebagai ketua jurusan Aqidah dan Filsafat Islam dan dosen pembimbing akademik di fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah. Di masa-masa itu tegur sapa menjadi sesuatu hal yang lumrah terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun