Mohon tunggu...
Roni Ramlan
Roni Ramlan Mohon Tunggu... Freelancer, Guru - Pembelajar bahasa kehidupan

Pemilik nama pena Dewar alhafiz ini adalah perantau di tanah orang. Silakan nikmati pula coretannya di https://dewaralhafiz.blogspot.com dan https://artikula.id/dewar/enam-hal-yang-tidak-harus-diumbar-di-media-sosial/.

Selanjutnya

Tutup

Book

Di Balik Layar Menulis Buku

16 Desember 2022   08:33 Diperbarui: 16 Desember 2022   08:57 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Dokumentasi pribadi: buku yang diresensi)

Judul Buku: Jalan Terjal Menulis Buku
Penulis: Sahabat Pena Kita Tulungagung
Penerbit: Sahabat Pena Kita
Tahun Terbit: 2021
Ketebalan Buku: 191 halaman
Harga Buku: Rp. 50.000,-

Buku yang kita nikmati: baca, pelajari dan koleksi melintasi rentang waktu tidak hadir begitu saja alakadarnya. Kehadiran sebuah buku ke hadapan kita (para pembaca; pecinta) justru selalu terjadi atas dasar proses panjang latar belakang interaksi nilai. Dari das sein menjadi das solen; dari tabula rasa menjadi skripta manen.

Embrio kelahiran sebuah buku lazimnya bermula dari kegelisahan intelektual yang kemudian dibenturkan dengan akumulasi simpul-simpul pengetahuan yang membuat resah jiwa seseorang yang bersangkutan. Rumusnya, semakin dipendam dan ditahan kegelisahan intelektual itu maka kian menuntut aksi untuk sesegera mungkin dituangkan.

Satu proses yang tampak mudah dituliskan akan tetapi gampang-gampang susah dipraktekkan. Bagaimana tidak coba? Upaya transformasi ide menjadi sebuah tulisan yang dipersepsikan sempurna: mudah dipahami, logis dan terstruktur serta sistematis saja harus berkali-kali menaklukkan hambatan.

Hambatan yang dimaksud di antaranya ialah mulai dari adanya proses distorsi maksud, reduksi kata, gangguan psikis hingga kondisi luaran yang tidak diharapkan sebelumnya. Itu semua berlaku dalam aktivitas menulis sekali jadi, terlebih lagi dalam proses menulis buku, dapat dipastikan memiliki hambatan yang dikategorikan luar biasa.

Hal yang demikian menunjukkan bahwa dalam proses kelahiran buku selalu terselip cerita menarik yang bersifat konstruktif dan subjektif. Cerita menarik yang menjadi bumbu rahasia dan alasan kuat mengapa  sang penulis harus bahagia, merasa plong dan lega setelah menyelesaikan naskahnya. Kendati terkadang jalan kelahirannya terjal dan berliku.

Dalam banyak kasus, kita kerap mendapati bumbu rahasia itu menjadi privasi penulis. Hal yang dipendam dan dinikmati secara pribadi. Menyikapi hal ini tampaknya khalayak ramai sepakat bahwa membicarakan bumbu rahasia di ruang publik adalah tabu.

Dalam konteks menerjang status ketabuan membicarakan bumbu rahasia di ruang publik itulah buku Jalan Terjal Menulis Buku terbit. Uniknya, buku ini tidak semata-mata fokus menyajikan satu informasi yang sengaja diracik, buku antologi ini memuat ragam informasi yang bertumpu pada kekayaan pengalaman, perjuangan, dan motivasi subjektif dalam menulis buku yang terhimpun dalam 27 judul.

Himpunan cerita yang dikemas dalam buku ini kian ciamik dengan penggunaan bahasa reflektif yang melibatkan kesadaran--meminjam istilah Prof. Naim--bahwa keputusan menjadi seorang penulis linieritas dengan pengkategorian identitas diri sebagai makhluk langka.

Melalui buku ini, secara eksplisit, pembaca akan diajak mengobservasi dapur mengolah resep bumbu yang menyertai proses panjang bagaimana seorang penulis berkarya dan bekerja. Meninjau bagaimana para penulis mengatasi batu sandungan yang mengitarinya: kegagalan, problematika internal dan kondisi eksternal, serta perumusan orientasi menulis hingga akhirnya geliat penanya mampu memanifestasikan diri sebagai sebuah karya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun