Mohon tunggu...
Roni Ramlan
Roni Ramlan Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sejati, penulis dan pegiat literasi

Pemilik nama pena Dewar alhafiz ini adalah perantau di tanah orang. Silakan nikmati pula coretannya di https://dewaralhafiz.blogspot.com dan https://artikula.id/dewar/enam-hal-yang-tidak-harus-diumbar-di-media-sosial/.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Keinginan Kopdar yang Tertunda Serial 2

26 November 2022   05:19 Diperbarui: 26 November 2022   05:20 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto: Logo komunitas menulis Rumah Virus Literasi atau RVL)

Tampaknya harus ditegaskan di awal bahwa tulisan ini adalah lanjutan dari postingan sebelumnya Keinginan Kopdar yang Tertunda. Saya kira penegasan ini perlu dilakukan untuk menghindari salah paham dan mengindahkan runtutnya alur cerita kepada pembaca.

Mendaftarkan Diri dengan Semangat yang Membara

Tak lama dari itu jemari saya langsung sat-set berseluncur menuju link  pendaftaran via google form. Di dalam form pendaftaran yang disediakan pihak panitia pelaksana tersebut terdapat beberapa kolom esai yang wajib diisi. Mulai dari verifikasi alamat email, nama lengkap, alamat, profesi, asal instansi hingga kesediaan mengikuti acara.

Tak butuh waktu lama untuk saya mengisi itu semua. Terlebih kala itu saya mengisi formulir pendaftaran dengan penuh antusias sembari membayangkan betapa bahagianya dapat bersua dengan orang-orang yang selama ini hanya berteman baik melalui kanal media sosial. Baik melalui Facebook atau pun blog keroyokan seperti Kompasiana.

Sebagai contohnya, saya kerapkali mendengar nama Om Jay dan Bu Kanjeng dicutat oleh Prof. Naim dan kawan-kawan lain di grup menulis Sahabat Pena Kita Tulungagung. Beliau berdua terkenal akan produktivitasnya dalam menulis dan berkarya. Akan tetapi saya belum berteman dan bersua dengan mereka. Belakangan saya sadar, Om Jay sempat berkunjung dan berkomentar dalam suatu postingan tulisan sederhana saya di Kompasiana. Pun saya membalasnya tanpa mencermati akun blog tersebut.

Kesadaran saya baru terperanjat tatkala membaca balasan Om Jay di kolom komentar yang kedua. "Oh ini toh yang namanya Om Jay. Wijaya Kusumah nama lengkapnya", gumam saya dalam hati. Luar biasa senang bisa tahu orang yang sering digadang-gadang inspiratif itu berkunjung dan membaca tulisan saya. Saya langsung tancap gas mengunjungi akun blog beliau lantas tanpa ba-bi-bu saya mengajukan pertemanan melalui akun blog tersebut. Sementara itu saya baru tahu Bu Kanjeng setelah tulisan Keinginan Kopdar yang Tertunda serial awal ini diunggah di akun blog Kompasiana.

Pendaftaran berhasil. Pihak panitia pelaksana yang dipunggawai oleh pak Abdullah Makhrus dan Bu Nur S. Pudji Astutik bergerak cepat. Hal itu dibuktikan dengan cara kerjanya yang responsif dan cekatan. Pak Abdullah Makhrus memberikan konfirmasi keberhasilan pendaftaran via email dengan melampirkan surat undangan dan jadwal pelaksanaan. Sedangkan Bu Pudji Astutik bertugas mengkonfirmasi via chat WhatsApp. Keduanya bersinergi memastikan peserta menghadiri acara.

Harapan yang Pupus

Baca juga: Perihal Nama SPL

Hari demi hari silih berganti dengan begitu cepat. Rasa-rasanya saya sudah tidak sabar untuk menginjakkan kaki di tempat acara, Jogjakarta. Tatkala itu saya optimistis dapat mengikuti acara kopdar perdana RVL dengan hati yang riang. Kendati begitu saya mulai menyadari bahwa semakin dekat dengan hari H satu-persatu kenyataan pahit harus saya terima. Kenyataan pahit itu sebutkan saja kendala yang mengungkung saya.

Pertama terkendala izin yang sedikit sulit dari lembaga tempat saya mengajar, mengingat saya masih dalam proses training. Baru dua bulan saya masuk di lembaga pendidikan Islam swasta tersebut. Kedua, jadwal kopdar tersebut bertepatan dengan hari peringatan maulid Nabi Muhammad SAW di TPQLB Spirit Dakwah Indonesia Tulungagung. Saya sangat tidak mungkin untuk meninggalkan perhelatan PHBI itu mengingat saya salah satu "otak" lancarnya perhelatan acara tersebut.

Adapun alasan pamungkasnya, saya terkendala dengan persyaratan administrasi menaiki kereta api yang mulai ketat. Sementara saya sendiri belum melakukan vaksin dosis ketiga. Peraturan pemerintah terakhir yang santer saya dengar, semua alat transportasi di bawah BUMN menerapkan wajib vaksin booster untuk semua calon penumpangnya. Terkecuali calon penumpang tertentu yang dinyatakan sakit dengan keterangan dari rumah sakit yang boleh naik tanpa vaksin booster.

Harapan saya untuk kopdar pupus seketika. Deretan kenyataan pahit itu sempat membuat saya merasa menyesal dan jengkel. Akan tetapi saya mulai menyadari dan menguatkan diri, kalau memang kesempatan yang ada di hadapan belum menjadi rezeki saya, dan takdir menghendaki saya untuk belum saatnya mengikuti kopdar RVL. Mungkin di lain waktu harapan itu akan terwujud.

Kemalangan saya rasanya kian menjadi lengkap dan semakin menjadi-jadi tatkala Prof. Naim memposting foto keberangkatan beliau melalui stasiun Tulungagung kota. Ditambah dengan postingan foto peserta kopdar yang mulai memadati dan mengkonfirmasi kedatangannya satu-persatu ke lokasi titik pertemuan. Bahkan dari grup WhatsApp peserta kopdar itu tampak beberapa orang sudah duduk santai di tempat pertemuan lengkap atribut RVL.

Bak takdir menuntun saya menghapus dendam yang harus dibayar tuntas, kendati rencana menginjakkan kaki di Jogjakarta itu kandas beruntungnya saya masih dapat meninjau perhelatan acara melalui postingan foto yang diunggah peserta kopdar di grup WhatsApp. Bahkan beberapa materi yang didedahkan dalam kopdar sempat saya cicipi dengan khidmat.

Tulungagung, 25 November 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun