Kedua, makan tidak berlebihan
Rasulullah SAW tatkala makan tidak berlebihan. Beliau hanya memakan makanan yang halal dan baik, akan tetapi tidak berlebihan. Makanan halal dan baik, jika dikonsumsi secara berlebihan akan mendatangkan madarat untuk kesehatan tubuh.Â
Terlebih-lebih jika kita mengonsumsi makanan yang tidak baik atau yang diharamkan oleh Allah SWT. Maka dapat dipastikan berbagai macam penyakit dengan mudah akan menyerang kesehatan dan fungsi setiap organ tubuh.Â
Diceritakan Rasulullah SAW menganjurkan kepada umatnya tatkala memasak sayur untuk senantiasa diberi kuah yang banyak dengan tujuan supaya dapat dibagikan ke tetangga sekitar rumah. Aroma masakan dapur kita yang tercium oleh tetangga sekitar tentu dapat memicu sikap toma' (berharap diberi), kecemburuan sosial dan ekonomi bagi tetangga kita yang kelaparan (tidak mampu).
Makanan halal apapun yang kita makan tentu akan bertambah nikmat dan berkah manakala tetangga sekitar yang kelaparan turut menyantap dan merasakan hidangan tersebut. Sebaliknya, makanan yang kita santap akan kurang berkah bahkan menjadi madarat tatkala kita makan dengan lahap dan sedap akan tetapi tetangga terdekat merasa kelaparan.
Lantas bagaimana ukuran makan yang tidak berlebihan?Â
Makan yang tidak berlebihan atau ideal menurut kesehatan tubuh adalah memenuhi kebutuhan asupan tubuh sesuai dengan porsi isi perut sewajarnya. Ukuran prosinya yakni 1/3 isi perut untuk udara (oksigen), 1/3 untuk isi makanan dan 1/3 untuk isi minuman. Adapun jika melebihi kapasitas ruang pembagian tersebut maka disebut berlebihan.
Ketiga, tidak iri dan dengkiÂ
Selain senantiasa bangun tidur lebih awal dan tidak makan berlebihan, Rasulullah SAW juga tidak pernah memiliki sifat iri dan dengki terhadap sesama. Sifat iri secara sederhana dapat diartikan cemburu; sirik. Sedangkan dalam arti yang lugas berarti merasa kurang senang melihat kelebihan orang lain.Â
Adapun sifat dengki berarti menaruh perasaan marah; benci; tidak suka terhadap orang lain. Pendek kata, sifat dengki ini muncul sebagai akibat dari sifat iri hati yang kian menumpuk dan memuncak. Kulminasi dari sifat iri.
Sifat iri dan dengki pada dasarnya berdampak negatif terhadap hubungan sosial di antara sesama manusia. Misalnya menjadikan hubungan persaudaraan menjadi renggang, rentan terjadinya salah paham, menimbulkan musuh, memicu munculnya perselisihan dan konflik serta lain sebagainya.Â