Selain penulis dituntut berperan aktif promosi setelah buku siap cetak melalui semua kanal media sosial yang dimilikinya, memilih penerbit yang tepat dan prinsip yang dimiliki penulis memengaruhi, sebenarnya penulis juga memiliki kesempatan besar marketing karya melalui blurb yang ia buat.Â
Sebagaimana dipublikasikan akun Facebook penerbit Indie Bintangpustaka.com, bahwa blurb dapat menjadi media akurat dalam marketing. Mengapa demikian? Sebab umumnya blurb memiliki tiga fungsi utama, yakni menampilkan ringkasan buku, sebagai media promosi dan menarik minat pembaca.
Ketiga fungsi utama itu dipertegas dengan penempatan blurb yang terletak di bagian belakang kover buku.Â
Posisi itu dipilih sebab dipandang strategis dan menyita perhatian pembeli. Tentu saja, hal itu sevisi dengan dibuatnya blurb yang bertujuan menarik perhatian (rasa penasaran yang membuncah) dan minat calon pembaca untuk memutuskan membeli buku tersebut.Â
Bentuk dari blurb sendiri tidak dibuat secara suka-suka dan serampangan, melainkan ada teknik dan cara pembuatan yang konstan. Dari segi kebahasaan, pada umumnya blurb dibuat menggunakan bahasa yang singkat, padat dan berisi. Blurb dikemas dalam gaya bahasa persuasif dan provokatif. To the point dan tidak lebih dari tiga paragraf.Â
Selian itu, di dalam blurb juga kerap menampilkan keterkaitan buku dengan isu-isu aktual, menampilkan kutipan ataupun bagian yang paling menarik dari isi buku dan menunjukkan sisi kelebihan buku.Â
Semua yang termuat dalam blurb menentukan kesan pertama yang menggiring ketertarikan dan penasaran terhadap keseluruhan isi buku. Karena kepentingan marketing itu pula, wajib hukumnya seorang penulis yang hendak menerbitkan buku mencantumkan blurb.Â
Jika dianalogikan dengan profesi kerja, maka blurb tidak jauh berbeda dengan resepsionis, yang banyak menentukan keputusan selanjutnya melalui kesan pertama.
Dari semua pemaparan di atas, kira-kira jenis marketing seperti apa yang telah Anda lakukan untuk menjual karya Anda?
Tulungagung, 25 Oktober 2021