Intinya, kita harus tetap mengutamakan rasa kemanusiaan di atas penderitaan, bukan malah menjauhi, menganggap setiap orang yang terjangkit virus tidak pernah ada dan mendoakannya cepat tiada. Terlebih lagi, di saat-saat sebagian di antara kita sedang mengalami titik terendah dalam hidupnya, putus asa. Maka hemat saya, alangkah baiknya kita menyemangati, memberikan support dan menumbuhkan keyakinan untuk sembuh kepada yang bersangkutan.
Dari paparan di atas setidaknya kita bisa mengambil simpulan, bahwa eloknya jiwa kemerdekaan itu meliputi seluruh rekam jejak kehidupan. Selama hayat masih dikandung badan. Kemerdekaan itu tidak sebatas terhenti pada fakta sejarah dan tradisi seremonial yang lambat-laun mungkin saja kehilangan khittohnya. Melainkan jiwa kemerdekaan itu harus merasuk ke dalam kesadaran, cara berpikir dan bertindak sebagai falsafah hidup setiap orang yang mengaku warga negara Indonesia.
Akhir kata, semoga kita semua lekas merdeka dari keterjajahan pandemi Corona. Amin.
Tulungagung, 28 Agustus 2021