Mohon tunggu...
Roni Ramlan
Roni Ramlan Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sejati, penulis dan pegiat literasi

Pemilik nama pena Dewar alhafiz ini adalah perantau di tanah orang. Silakan nikmati pula coretannya di https://dewaralhafiz.blogspot.com dan https://artikula.id/dewar/enam-hal-yang-tidak-harus-diumbar-di-media-sosial/.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Antara Prosesi Nikah Imajinatif dan Perahara Dahaga Kejombloan yang Kian Meronta

1 Agustus 2021   09:04 Diperbarui: 1 Agustus 2021   09:15 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tidak ada nikah yang benar-benar mendekati sempurna di saat Corona melanda, terkecuali pernikahannya Aurel dan Atta yang dihadiri penjabat terpenting negeri kita", Dewar Alhafiz.

Beberapa hari yang lalu saya tergabung dalam WhatsApp grup yang bernama Lorong Sunyi. Grup yang sengaja dibentuk untuk proses penempaan calon Penanggung jawab (PJ) komunitas menulis oline Indonesia (KMOI). Sebutkan saja grup ini sebagai wadah regenerasi yang tak beda jauh dengan reboisasi.

Sabtu, 1 Agustus 2021 ini adalah hari ketiga kami mengerjakan tantangan tugas yang diberikan oleh panitia. Salah satu tugas kelompok itu adalah menampilkan drama dengan judul Pernikahan Terhalang PPKM. Tentu drama yang di maksud di sini adalah drama virtual. Show up lewat chatting WhatsApp lebih tepatnya.

Entahlah, seperti apa jadinya nanti pertunjukan drama tanpa sodoran mimik wajah, gestur dan latarbelakang yang tidak dapat disaksikan langsung oleh indera penglihatan. Apakah masih membuat penasaran dan menarik?

Meski demikian, bagi saya pribadi, membuat alur drama imajinatif itu luar biasa mengasyikkan. Terlebih lagi, topik yang dibicarakan adalah tentang tahapan hidup yang belum saja tertunaikan. Apalagi kalau itu urusannya menyangkut perkara nikah. Beuuhhh... Jiwa para jomblo (termasuk saya) pasti meronta-ronta. 

Nah, supaya tidak penasaran, di bawah ini saya lampirkan teks naskah drama yang saya buat. Tentu dalam penyusunannya jauh dari kata sempurna dan lebih banyak melihat bagaimana prosesi pernikahan yang telah terjadi di sekitar saya (maksudnya, melihat pengalaman pernikahan teman-teman saya). 

Ah, sudahlah jangan sebut semua ide ini berasal dari pengalaman proses nikah siri yang benar-benar belum pernah saya lakukan. Heuheuheu

***

Set 6

Proses akad nikah akhirnya dilaksanakan di rumah mempelai wanita. Terhitung, hanya dihadiri 15 orang dari dua pihak keluarga ditambah dengan 1 orang dari Disdukcapil, 2 orang dari pihak KUA, 2 Linmas dan 5 orang satpol PP.

Dengan sedikit kikuk yang bercampur kecamuk grogi, mempelai pria duduk menghadap meja akad nikah yang akan digemakan hitungan jari. "Deg, deg, deg, deg, deg," suara hati Roni yang mulai tidak terkendali.

Beberapa saat sebelum akad diucapkan, mempelai pria berusaha menenangkan diri.

Roni: Ya, Allah.... Lindungilah hamba dari godaan mantan yang berserakan. Yang mungkin saja datangnya mendadak dan banyak memburu makanan. (Etdah... Ini kan mau ijab qobul, kok do'anya gini amat ya? pikirannya mengoreksi rangkai doa yang dipanjatkan). 

(Ia pun mulai merapal doa kembali dengan penuh kekhusyukan). Setelah itu, dengan mendadak Roni mencengkram kuat tangan Bapaknya sambil membisik.

Roni: Pak, aku kebelet. Udah di ujung nih. 

Bapak Roni: Wooohhh... Cah gemblong. Mau akad kok, masih keburu dagelan. Ya sudah, cepet sana. 

Ibu Roni: Pak, pak, kenapa itu Roni? (Ibu bertanya setelah menepuk 2 kali pundak bapak).

Bapak Roni: Anu... Anu Bu. Biasa lahhh... efek grogi. Eh, Apa jangan-jangan, gara-gara semalam kebanyakan minum jamu sehat bugar ya Bu? (Bapak bicara dengan nada membisik).

Ibu Roni: Aiiishhh... Ada-ada saja bapak ini. Sudah tahu anak mau perang badar, kok masih sempat-sempatnya disuplemen dosis tinggi. Untung saja tidak disuruh minum jamu kuat sebelum akad. (Gumam Ibu sembari mengelus dada dan menggelengkan kepalanya).

Bapak Roni: Hehehe... (Nyengir sembari menunjukkan gigi Kuda, yang putihnya karena produk endrose).

Sesaat kemudian, Roni datang dengan sedikit membungkuk melewati sela-sela keluarga yang duduknya melingkari meja akad.

Penghulu: Sudah siap segalanya ya Mas? Silakan tarik nafas dulu mas, supaya nanti tidak salah ucap pas ijab qobul. 

Roni: Siap pak. (Ketusnya, sembari berusaha keras menanggalkan kecamuk rasa yang kian membuncah tidak karuan).

Sat-sit-set, penghulu dengan lancar membimbing tiap rangkaian Fardu dalam akad nikah. Hingga sampailah waktunya Roni mengucapkan qobul.

Roni: Saya terima nikah dan kawinnya Ayunda Dewi bin bapak Samad dengan mas kawin seperangkat alat salat, uang Rp. 200.000,- dan emas batangan 50 gram dibayar ngutang.

Penghulu: Lohhh..Mas, siapa itu Ayunda Dewi? Lagian, ini beneran mahar nikahnya ngutang?

Roni: Waduh... Ma'af pak saya salah sebut nama. Ayunda Dewi mantan saya. Habisnya nama depannya sama si pak. Nah, kalau maharnya ngutang, itu keceplosan pak. Maklumlah pak, ini musim paceklik. Bansos saja dikorupsi pak. 

Penghulu: Sudah... Sudah... Mari kita ulang lagi. Kamu yang fokus, makanya. Awas ya... kalau salah lagi, nanti nikahnya ditunda sampai belut berbulu. 

(Roni terhiyak seketika mendengar perkataan penghulu).

Tanpa jeda, penghulu kembali memulai akad, dan tibalah saatnya Roni mengucapkan qobul. "Saya terima nikah dan kawinnya Ayunda Ningtyas Bin bapak Samad dengan mas kawin seperangkat alat salat, uang Rp. 200.000,- dan emas batangan 50 gram dibayar kontak," ucap Roni dengan nafas satu kali tarikan.

"Sah, sah, sah," gema saksi dan keluarga kecilnya yang turut memeriahkan. 

Beberapa saat kemudian, mempelai wanita keluar dari kamarnya dengan dituntun oleh Ibunya. Wajahnya yang jelita tampak sumringah. Pancaran kian kentara tatkala kedua matanya menatap tajam ke arah sang suami.

Sesampainya Ayu di samping sang suami, Roni. Penghulu menyuruh mereka untuk bersalaman, mengecup kening dan memegang kepala isteri untuk dido'akan.

Meski sudah merasa plong, tangan Roni dan tubuhnya tetap masih kaku. Untuk bersalaman saja gemetaran. Sampai-sampai adegan itu berulang-ulang hingga 3 kali. Sementara tatkala hendak mencium kening Ayu, langsung saja ia menyosor. Ia lupa kalau wajahnya terhalang face Shield. 

"Ahhhh.... Buka dulu dong face Shieldnya woyy," seru keluarga yang kecewa dengan adegan romantis yang terskip. "Gitu saja, grogi, sini biar saya wakilkan," tukas salah seorang satpol PP yang sudah nikah dua kali. 

Tulungagung, 1 Agustus 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun