Kembali ke laptop. Kegiatan menyunting naskah itu sendiri memiliki fokus utama memperhatikan bagaimana ejaan, diksi dan struktur kalimat dalam tulisan.Â
Dalam bentuk yang sederhana, menyunting dimulai dengan membenahi tanda baca, struktur kalimat antar klausa dan paragraf hingga memangkas atau menambahkan satu-dua kata.
Sedangkan menyunting dalam pengertian yang lebih serius, sangat dimungkinkan terdapat upaya memparafrase kalimat sebelumnya yang dianggap tidak sesuai dengan standaritas SPOK (subjek, predikat, objek, keterangan).
Sebagaimana PUEBI (pedoman umum ejaan bahasa Indonesia), berusaha mengkonfirmasi grand theory, mengondisikan gaya bahasa dan mengamankan orientasi opini tanpa mendiskreditkan makna yang dimaksudkan oleh penulis yang bersangkutan.
Kegiatan menyunting naskah bisa dilakukan secara mandiri (oleh penulis itu sendiri) ataupun oleh tenaga ahli sesuai bidangnya, editor kawakan. Jika penulis menyunting naskahnya secara mandiri, maka bisa saja akan ada pemaafan atas kesalahan yang disengaja. Â
Entah itu kesengajaan yang disebabkan kedangkalan wawasan pengetahuan tentang menyunting naskah atau memang sudah menempatkan "merasa benar" sendiri dalam posisi yang tinggi.
Sederhananya, pengertian itu sudah menyangkut antara mendahulukan keyakinan tanpa dasar di atas kebenaran yang berpijak pada dasar-dasar teori atau menempatkan naskah sesuai dengan dasar-dasar teori. Tentu, sikap keterbukaan (introspeksi) terhadap naskah itu yang lebih utama.
Sedangkan jika kita menyerahkan naskah untuk disunting oleh editor, sangat dimungkinkan kesalahan dan kekurangan dari tulisan kita akan diangkat dan dicecar apa adanya.Â
Lantas, di mana saja letak kelemahan tulisan kita dapat ditampilkan ke muka. Naskah kita dapat diperbaiki dan apa saja solusi terbaik untuk menjadikannya lebih mapan akan dengan mudah tampak di depan mata.
Adapun syarat minimal untuk menjadi editor, setidaknya ia adalah orang yang gemar membaca, mengamati dan membedah tulisan. Sementara sebaik-baiknya editor adalah mereka yang mafhum tentang ilmu editing sekaligus menyunting naskah sesuai dengan bidang yang digelutinya.
Masalahnya, sebagian besar di antara kita lebih suka memposisikan diri sebagai kritikus yang doyan menyisipkan putus asa, ketakutan dan kecemesan terhadap diri sendiri dengan fasih sebelum menulis.Â