Terakhir, saya yakin, salah satu tujuan dari diadakannya Sarkat tidak lain adalah untuk memancing kesadaran diri supaya melek literasi, sehingga di lain kesempatan kita mampu memberikan kontribusi-kemanfaatan- untuk yang lain.
Katanya hadits Nabi SAW, "Khairunnas angfa'uhum linnas, sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi yang lain".
Untuk itu, mari kita sama-sama tabayyun terhadap masing-masing diri dan mulai menanam benih-benih kebaikan untuk sesama melalui tulisan.
Tertanda bukan untuk sang mantan.
***
Melalui chat itu akhirnya grup kembali ramai. Tidak hanya itu, bahkan ada rencana, kami berusaha menghidupkan kembali Sarkat dengan menggunakan platform sesuai selera masing-masing. Yah jelas jadwalnya tidak harus setiap hari, bisa dua atau tiga hari sekali. Yang terpenting adalah bagaimana upaya kita belajar istikamah menulis.
Sebagai bumbu tambahan untuk merekatkan hubungan kekeluargaan, tak lupa pula kak PJ mempersilakan kepada semua anggota grup untuk tidak sungkan-sungkan kalau hendak menumpahkan unek-unek, saling sharing pengalaman dan wawasan.
Ohya, katanya Om Abraham Maslow, aktualisasi diri itu akan tercapai manakala hierarki kebutuhan hidup manusia telah terpenuhi. Tanpa terkecuali, salah satunya faktor belong. Faktor sebagai bagian: kasih sayang, kenyamanan, perlindungan, perhatian dan segala bentuk sikap kelembutan yang menunjukkan keintiman.
Menurut saya, tentu, hal itu sangat dibutuhkan dalam rangka mendongkrak aktualisasi potensi menulis setiap anggota yang bernaung di dalam grup.
Salam Literasi. (Mengulurkan tangan sembari jemari ibu dan telunjuk membentuk huruf L. Ohya, senyum Pepsodent-nya jangan ketinggalan. Ups... keceplosan. Maaf menyebutkan merk. Padahal tidak diendros).
Tulungagung, 17 Juli 2021Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H