Di samping itu, tradisi nyekar ini juga hendak meningkat kesadaran kita bahwa semua manusia kelak akan melawati jalan yang sama, lama-dekat kematian akan menjadi takdirnya.
Tujuan dilakukannya nyekar oleh sebagian besar orang ada juga yang hendak memohon do'a restu dan kekuatan batin karena hendak memikul tanggung jawab yang berat, hajat besar, berpergian jauh ataupun atas dasar adanya keinginan yang besar dalam hidupnya. Semisal nyekar menjelang perkawinan, maka dimaksudkan untuk memohon do'a restu.
Meskipun nyekar bisa saja dilakukan kapan saja dan disesuaikan dengan kebutuhannya sekaligus menandai kegiatan penting dalam hidup manusia akan tetapi tradisi nyekar lebih utama dilakukan seminggu sebelum bulan Ramadan tiba atau setelah lebaran (minggu pertama di bulan Syawal).Â
Tradisi nyekar dalam rangka menyambut datangnya bulan suci Ramadan ini dimaksudkan untuk meleburkan persoalan keterkaitan dosa di antara sesama makhluk ciptaan Allah SWT. Dengan
memohon maaf atas segenap kesalahan dan kekhilafan, entah yang disengaja ataupun tidak kepada seluruh keluarga besar termasuk kepada leluhur dan anggota keluarga yang telah mendahului berharap kita bisa mencapai keadaan bersih dan "diberi kekuatan" dalam menapaki bulan yang penuh mulia.
Bulan yang penuh mulia karena di dalamnya terdapat malam seribu bulan (Lailatul Qadar), Nuzulul Qur'an, perintah untuk melakukan pertapaan selama sebulan guna banyak mengevaluasi diri atas segala bentuk kekeliruan.Â
Melalui puasa ini setidaknya Allah SWT sedang mengajarkan kepada umatnya tentang arti kesabaran, begitu melimpahnya nikmat yang telah diberikan, menghargai waktu dan memahami hamparan samudera cinta Tuhan terhadap makhluknya itu ada di mana-mana.
Kebelangsungan tiga tradisi dalam menyongsong kedatangan bulan suci Ramadan yang telah sedikit diulas di atas sejatinya menandakan betapa hebatnya manusia menanggung gejolak kerinduan dan curahan kasih sayang yang setiap waktu tak pernah padam.Â
Meskipun terkadang ruang dan waktu bahkan perbedaan alam sekalipun kerap menjadi alasan tapi kerinduan itu menuntun kita kepada kenangan atas nikmatnya saat-saat kebersamaan.Â
Tertanda bukan pemuda penggenggam cawan kerinduan.
Tulungagung, 16-17 April 2021.