Mohon tunggu...
Roni Ramlan
Roni Ramlan Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sejati, penulis dan pegiat literasi

Pemilik nama pena Dewar alhafiz ini adalah perantau di tanah orang. Silakan nikmati pula coretannya di https://dewaralhafiz.blogspot.com dan https://artikula.id/dewar/enam-hal-yang-tidak-harus-diumbar-di-media-sosial/.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Tiga Tradisi Menyongsong Ramadan

17 April 2021   02:18 Diperbarui: 17 April 2021   04:18 807
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Mengapa masjid? Sebab tempat ini disebutkan oleh Rasulullah sebagai tempat awal mula pembinaan dan peningkatan kualitas umat, intinya menopang peradaban. 

Lantas, fungsi masjid zaman Rasulullah, tidak hanya sekadar dipakai untuk menunaikan salat, melainkan digunakan pula untuk halakah, bersilaturahmi, dan berdiskusi serta lain sebagainya.

Sebagai dampaknya, alhasil peralihan perhelatan tradisi Megengan ini pun lebih efektif dan efesiensi, entah itu dari segi ekonomi, waktu dan tempat. Yang semula setiap orang harus berganti-ganti tempat dari satu rumah ke rumah lainnya kini mereka hanya perlu singgah di satu masjid. 

Ohya, tradisi Megengan ini juga ada di tanah Sunda, namun menggunakan istilah yang berbeda. Untuk tradisi Megengan disebutkan dengan istilah selametan, sementara genduren dalam versi muslim Sunda familiar disebut dengan tasyakuran. Nah, itu dia perbedaannya, sependek pengetahuan saya.

Sedangkan yang terakhir, yakni tradisi nyekar. Secara terminologi nyekar berasal dari kata sekar (bahasa Jawa) yang berarti bunga atau kembang. Nyekar sendiri biasanya dilakukan tatkala ziarah ke makam para leluhur yang terikat nasabiyah dengan kita; kakek-nenek, orang tua, kerabat-sanak saudara, handai taulan dan sebagainya. Sederhananya, nyekar di sini bermakna menabur bunga pada makam leluhur-sanak famili kita. 

Prosesi nyekar pada umumnya dimulai dengan membersihkan area makam, pembacaan do'a dilengkapi dengan membacakan ayat suci Al-Qur'an dan dipungkas dengan penaburan bunga. Pendek-panjangnya pembacaan do'a ini pula yang kemudian turut menentukan durasi dalam nyekar. 

Jikalau memang dalam prosesi nyekar itu ternyata tidak ada orang yang mampu membaca do'a (ayat Al-Qur'an) yang berhasa Arab maka di pemakaman umum itu kita bisa meminta bantuan kepada juru kunci ataupun guru agama yang mampu memandu proses pembacaan do'a tersebut. 

Lantas bagaimana kalau di lokasi pemakaman umum yang ada di kampung namun tidak ada juru kunci yang menjaga pemakaman? Tenang, selain itu bisa saja meminta bantuan pada guru spiritual yang kita punya. Atau mungkin mengajak kerabat-handai taulan yang bisa dan mau membantu kita.

Identiknya dalam nyekar juga menggunakan bunga tujuh rupa. Pertanyaan mendasarnya, kenapa harus menggunakan bunga tujuh rupa? Karena bunga tujuh rupa itu tak lain menyimbolkan tujuh warna cahaya jiwa pada setiap manusia yang dicintainya. Melalui itu pula niscaya ia akan bangkit berjalan pulang menuju cahaya-Nya.

Menurut Yusuf Daud (bapak perdamaian antar agama) sebagaimana tercantum dalam postingan kanal Facebook miliknya, sejatinya nyekar adalah satu prosesi untuk memberikan pencerahan, inisiasi atau mukasyafah kepada orang yang "mati" dan "terkubur" jiwanya, dengan "Bunga Cahaya Ilahi" (Bunga Wijaya Kusuma), agar jiwanya kembali "hidup" dari "kematiannya" dan mendapatkan limpahan barokah Cahaya-Nya.

Dalam konteks ini, secara tidak langsung simbol bunga juga menunjukkan tujuan daripada tradisi nyekar yang dilakukan atas dasar adanya ikatan emosional yang masih kuat dengan orang-orang yang telah mendahului kita pulang menuju ke haribaan-Nya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun