Mohon tunggu...
Roni Ramlan
Roni Ramlan Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar sejati, penulis dan pegiat literasi

Pemilik nama pena Dewar alhafiz ini adalah perantau di tanah orang. Silakan nikmati pula coretannya di https://dewaralhafiz.blogspot.com dan https://artikula.id/dewar/enam-hal-yang-tidak-harus-diumbar-di-media-sosial/.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Logika Mencari Biang Bencana

15 Februari 2021   17:50 Diperbarui: 15 Februari 2021   17:59 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hasilnya di luar dugaan, limbah kantong plastik dan botol air mineral sebanyak seperempat kilogram mampu menghasilkan gas yang bertahan selama satu jam. Berbeda dengan gas hasil penyulingan kayu manis yang hanya mampu bertahan selama setengah jam.

Lebih lanjut Suprihadi mengemukakan, selain menghasilkan gas, pada kenyataannya limbah kantong plastik juga berpotensi menghasilkan bahan bakar alternatif yang serupa dengan minyak tanah, premium dan solar. Bahkan Suprihadi sendiri sempat menguji bahan bakar alternatif yang menyerupai premium untuk menghidupkan motor dan genset. Hasilnya mencengangkan, premium sebanyak 30 sentimeter kubik hanya mampu bertahan selama 3 menit 40 detik, sementara dengan menggunakan bahan bakar alternatif mampu bertahan lebih lama sampai dua puluh detik. Persisnya bertahan sampai dengan 4 menit. 

Hasil temuan Suprihadi ini diserahkan ke kelompok konservasi mandiri (KKM) Bangun Rejo yang kemudian disampaikan ke kantor lingkungan hidup (KLH) Solok Selatan.

Meski demikian, sebenarnya sebelum sosok Suprihadi viral menyulap limbah plastik menjadi sesuatu yang memberi kemanfaatan, di tahun 2012 seorang siswa yang menempuh pendidikan di Zahran Language School, Alexanderia, Mesir, bernama Azza Abdel Hamid Faiad telah lebih dulu mengubah plastik menjadi bahan dasar yang menghasilkan metana, propana dan etana. 

Selanjutnya metana, propana dan etena tersebut diproses lebih lanjut hingga berubah menjadi etanol yang dapat digunakan untuk biofuel. Faiad menegaskan, semua itu dihasilkan dari adanya proses pemanasan plastik dan polimer dalam temperatur yang tinggi. Akan tetapi penggunaan katalisasi yang ia buat memperkuat ide mengubah plastik menjadi energi gas.

Jika memang temuan itu telah melewati proses standaritas prosedur pengujian laboratorium dan hasilnya positif (ramah lingkungan) maka tentu ide-ide kreatif daur ulang limbah plastik ini harus terus dikembangkan, disikapi dengan penuh antusias dan diaplikasikan sesegera mungkin. Bagaimanapun proses mendaur ulang limbah kantong plastik ini adalah solusi terbaik daripada bumi yang kita tempati ini melulu menjadi tak terkendali kelestariannya karena sebaran sampah plastik yang tak terhingga.

Tulungagung, 15 Februari 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun