Perleburan dimensi ini menunjukkan bahwa manusia sebagai makhluk sosial memang selalu bergerak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sekaligus mencari pengakuan eksistensi dari yang lain. Alih-alih hendak menegaskan diri melalui profesi baru yang dipandang "keren" namun hal itu justru menjadi satu persoalan baru yang mendekonstruksi batasan-batasan yang selama ini tersembunyi.
Dalam kacamata sarkastik, manusia tidak lain adalah makhluk sosial yang sangat antusias melampui kemakhlukan sosial tersebut. Saking hebatnya, antusiasme tersebut melampui realitas sosial menuju kebahagiaan media sosial.
Pertanyaan mendasarnya apakah itu anugerah yang dihasilkan dari revolusi industri 5.0 sehingga harus disyukuri? Ataukah bumerang yang terus-menerus diumbar sehingga menjadi bayangan yang kapan saja bisa menikam diri? Nah, untuk menjawab pertanyaan tersebut mari masing-masing kita melakukan introspeksi diri.Â
Lah mengapa demikian? Karena bagaimanapun yang benar-benar memahami diri kita sendiri adalah kita sendiri sebagai pelakunya. Mungkin saja bagi kita yang mudah naik pitam, akan sedikit tersinggung apabila ada orang lain menegur dan mengingatkan tentang kecerobohan, kesalahan dan kelaliman yang telah kita perbuat.Â
Mulai saat ini mari kita menata diri. Berusaha memanajemen kembali atas eksistensi dan sepak terjang di dunia nyata maupun di media sosial yang kerap kita gauli. Alangkah baiknya apabila kita memahami, mengontrol dan menguasai segala sesuatu yang akan kita geluti. Menjajakan diri di ruang-ruang tak terbatas dengan penuh kesantunan, keadaran dan sesuai porsi.
Akhirnya sebagai penutup, tentu tulisan receh ini lahir tidak bermaksud menuding dan memojokan pihak-pihak tertentu. Tulisan ini hadir tak lebih sebagai pengingat dan cambuk diri bagi penulis sendiri. Selebihnya kekecaubalauan dalam tulisan ini murni dari saya, sementara kesempurnaan atas makna tersampaikan karena cinta yang ada pada diri Anda. Semoga bermanfaat dan trima kasih.
Tulungagung, 3 Februari 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H