Ingin kulipatgandakan waktu
berharap mampu menutup ruang-ruang hampa ketidakmampuanku
apa pun itu tekadku telah bulat hendak bersenggama dengan relung setiap perjumpaan antara aku, dia dan kamu
dan terus saja seperti itu
Mungkin sesekali aku bercita-cita untuk menjadi tamu
yang datang merindu karena dijamu
beradu pandang tanpa harus dipicu
bertutur kata namun bukan mengacu-acu
Dalam perjumpaan singkat itu anggap saja aku sedang mengangsu
sibuk menganyam angin menderu
menghardik ego dan nafsu
jeli menggamit benar, menolak keras untuk ditipu
toh aku seharusnya bukan benalu
bukankah begitu?
Jikapun aku dikatakan pemburu
biarlah celotehan-celotehan itu cepat berlalu
biar kulapangkan pikir untuk tidak terperosok buntu
kan kubebaskan rasa dari budak cemburu
terlebih lagi mencucu
apalagi ambigu
Biarkan saja penilaian-penilaian dan persepsi itu
merebahkan diri menjadi nyawa warna pelangi di setiap kelabu
seperti Tuhan menghendaki jamak dan ragam menjadi haru
satu sanjungan kenapa terkadang manusia kerap tersipu
Dalam persimpangan pergantian itu
aku membayangkan terangkul renung dan harapan bisu
euforiaku terangkum deret tanda tanya terikat seribu
Ingin kutanyakan ulang apa arti semua hakikat, wujud dan desah nafaskuÂ
persis di cermin waktu
hendak kukuliti segala alasan kehidupanku
segala bentuk puja-puji dan caci yang tumpah ruah di wajahku
dan kini sempurna sudah gerutu dakuÂ
Yang tersisa di kening hanya sekadar abu bercetak biru
catatan masa lalu
bercampur aduk dengan jelu setengah empedu
ya, itu sebagian cerita hidupku
semoga saja daku bukan jaharu
berharap banyak baik di tahun baru
Tulungagung, 23 Desember 2020