seperti Tuhan menghendaki jamak dan ragam menjadi haru
satu sanjungan kenapa terkadang manusia kerap tersipu
Dalam persimpangan pergantian itu
aku membayangkan terangkul renung dan harapan bisu
euforiaku terangkum deret tanda tanya terikat seribu
Ingin kutanyakan ulang apa arti semua hakikat, wujud dan desah nafaskuÂ
persis di cermin waktu
hendak kukuliti segala alasan kehidupanku
segala bentuk puja-puji dan caci yang tumpah ruah di wajahku
dan kini sempurna sudah gerutu dakuÂ
Yang tersisa di kening hanya sekadar abu bercetak biru