Umar bertanya kepada Ubay, "Wahai Ubay, apa makna takwa?" Ubay yang ditanya justru balik bertanya. "Wahai Umar, pernahkah engkau berjalan melewati jalan yang penuh duri?"
Umar menjawab, "Tentu saja pernah." "Apa yang engkau lakukan saat itu, wahai Umar?" lanjut Ubay bertanya. "Tentu saja aku akan berjalan hati-hati," jawab Umar. Ubay lantas berkata, "Itulah hakikat takwa."
Shaum adalah aktivitas fisik secara dzahir, tetapi sesungguhnya Allah  juga menghendaki kita untuk shaum dalam artian shaum khusus yaitu tidak hanya menahan lapar dan dahaga melainkan juga menahan segala hawa nafsu yang membelenggu diri. Sehingga shaum yang kita lakukan benar-benar mampu mewujudkan jiwa insan yaitu jiwa kemanusiaan yang paripurna. Jiwa yang paripurna ini adalah jiwa yang mampu mengendalikan dirinya karena mendayagunakan akal dan hatinya sebagaimana tuntunan Allah dalam kehati-hatian.Â
Di dalam taqwa ada kesadaran bahwa ia diciptakan, dipelihara dan akan kembali pada-Nya. dalam taqwa ada tingginya social responsibility pada lingkungannya. Itulah taqwa, manusia yang memanusiakan dirinya sendiri. Â ***
Â
Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H