Wisata Teras Kaca yang terletak di Pantai Nguluran, Gunung Kidul, Jogyakarta rupanya adalah termasuk destinasi wisata pantai Jogyakarta yang tergolong baru. Yang belakangan  viral dikalangan anak muda. Teras kaca menjadikan pilihan wisata Jogyakarta kian beragam.
Teras kaca adalah salah satu destinasi wisata yang terjadwal untuk dikunjungi dalam kunjungan wisata kami kemarin. Dan rupanya kunjungan ke obyek wisata yang tergolong unik dan kekinian ini pas dan tidak salah pilih.
Saya sebut unik lantaran biasanya kalau berwisata ke laut atau ke pantai, kaki bahkan badan akan terendam air sampai baju pun harus kita relakan basah dengan air laut, ke laut atau ke pantai tidak afdol kan kalau tidak berendam, makanya biasanya kalau wisata kepantai seseorang setidaknya harus menyiapkan baju pengganti. Dan hal itu tidak terjadi ketika berkunjung ke pantai teras kaca.
Ketika wisata ke pantai teras kaca pengunjung berada di atas tebing sementara deburan ombak berada jauh di bawah tebing. Sehingga pengunjung terbebas dari basah asinnya air laut.
Berangkat dari hotel sekitar pukul sepulah pagi tentunya dan tiba di lokasi sekitar jam 12.00 dengan diselingi transit di rest area sekitar setengah jam lantaran wilayah gunung kidul saat itu diguyur hujan. lantaran bus besar tidak bisa merapat ke lokasi mungkin sebab jalan yang terlalu ngepas, jadinya kami dijemput 3 unit bus shuttle untuk merapat ke lokasi teras kaca.
Disebut teras kaca, rupanya dibuatkan semacam teras atau menurut saya serupa balkon di atas tebing yang menjorok ke arah laut di ketinggian. Dengan kerangka besi dan lantainya dibuat dari kaca yang pastinya cukup tebal, sehingga dipastikan keamanannya. Tetapi untuk berada di teras kaca tersebut memerlukan keberanian ekstra, lantaran kalau kita melirik kebawah situasinya cukup mengerikan bisa bikin kaki gemetaran.
Ada beberapa teras atau balkon kaca tersedia, ada yang didesain serupa kapal yang lantainya juga kaca yang transparan. Ada satu ayunan di tubir tebing sehingga siapa orang berayun seperti melayang di langit, tapi perlu kekuatan mental untuk menaikinya apalagi berayun. Ngeri.
Selain itu ada becak yang diparkir juga di pinggir tebing dengan perangkat hidrolik becak tersebut bisa terangkat keatas sehingga apabila piawai yang ambil fotonya becak dan penumpang seperti terbang. Ini juga cukup bikin ciut nyali menaikinya.
Sdkitar jam 2.00 kami tinggalkan wisata teras kaca kembali ke rest area setelah terutama empok-empok puas berfoto. Melalui jalan yang agak menanjak dan kadang menurun dengan beberapa tikungan. Sementara di kiri-kanan jalan pohon jati tumbuh hijau berderet.
Buat saya berkelok kiri-kanannya jalan, menanjak dan menurun ditambah deretan pohon jati yang tertata rapi sudah lebih dari cukup memanjakan mata. Indahnya Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H